Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi optimistis vaksin penangkal virus corona (Covid-19) segera ditemukan. Saat ini, Jokowi menyampaikan pemerintah tengah berupaya mengembangkan vaksin sebelum nantinya diproduksi secara besar-besaran.
Ada dua calon vaksin yang tengah dikembangkan oleh pemerintah. Pertama, yakni vaksin yang diuji klinis oleh PT Bio Farma dengan perusahaan asal China, Sinovac. Kedua, vaksin Merah Putih buatan Indonesia.
Berikut 3 hal seputar pengembangan vaksin corona di Indonesia:
Advertisement
1. Vaksin Bisa Diberikan ke Masyarakat Januari 2021
Vaksin Covid-19 asal China saat ini sudah memasuki tahap uji klinis fase III. Jokowi berharap uji klinis tersebut dapat selesai dalam waktu enam bulan sehingga vaksin corona dapat dapat segera diproduksi dan disuntikkan ke masyarakat pada Januari 2021.
Hal ini disampaikan Jokowi saat menyaksikan pelaksanaan penyuntikan calon vaksin di Universitas Padjajaran, Bandung, Jawa Barat, Selasa 11 Agustus 2020. Dimulainya tahap uji klinis fase III ini ditandai dengan penyuntikan kepada 1.620 relawan.
"Kita harapkan nanti di bulan, insya Allah, di bulan Januari kita sudah bisa memproduksi dan sekaligus juga kalau produksinya sudah siap langsung diberikan vaksinasinya kepada seluruh masyarakat di Tanah Air," kata Jokowi di lokasi.
Jika nantinya dalam tahap uji klinis fase III tidak ada efek samping, maka produksi massal di dalam negeri akan dilakukan PT Bio Farma. Jokowi menyebut Bio Farma mampu memproduksi hingga 250 juta vaksin per tahun.
"Nantinya di akhir tahun 2020, di bulan Desember sudah meningkat menjadi 250 juta vaksin. Artinya, vaksin inilah nanti yang akan digunakan untuk vaksinasi di Tanah Air," jelasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
2. Vaksin Merah Putih Selesai Pertengahan 2021
Selain Sinovac, pemerintah juga tengah mengembangkan vaksin buatan dalam negeri yang dinamai vaksin Merah Putih. Vaksin ini diperkirakan rampung pada pertengahan 2021.
"Kita harapkan vaksin Merah Putih ini juga akan segera selesai dan diperkirakan ini akan bisa diselesaikan nanti di pertengahan tahun 2021," ucap Jokowi.
Menurut dia, vaksin merah putih tersebut sudah dikembangkan selama 3 bulan terakhir. Sejumlah lembaga yang terlibat dalam pengembangan vaksin tersebut antara lain, Lembaga Biologi Molukuler Eijkman, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Kemudian, Badan Pengawas Obat dan Makanan, Kemeterian Riset dan Teknologi, serta sejumlah universitas. Meski begitu, Indonesia tetap membuka diri bekerja sama dengan negara lain agar vaksin dapat segera diberikan ke masyarakat.
"Sekarang kita membuka diri dalam rangka secepat-cepatnya kita bisa melakukan vaksinasi kepada seluruh rakyat Indonesia," tutur Jokowi.
Â
Advertisement
3. Vaksin Covid-19 Dipastikan Halal
Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir mengatakan uji klinis fase III merupakan tahapan akhir sebelum vaksin Covid-19 asal China diproduksi secara massal. Uji klinis fase I dan II sebelumnya sudah dilakukan di China terlebih dahulu.
Meski dikembangkan dari China, Erick Thohir memastikan bahwa vaksin tersebut halal. Apabila uji klinis fase III ini berjalan lancar, Erick akan menyiapkan registrasi ke Badan POM agar vaksin dapat diproduksi massal dan digunakan untuk mengatasi pandemi Covid-19.
"Mohon dukungan dan doa atas vaksin yang saya pastikan halal ini," ucap Erick dalam keterangan persnya, Selasa kemarin.
Erick Thohir juga memastikan kesiapan Bio Farma meningkatkan kapasitas produksi dengan memanfaatkan fasilitas. Dengan kapasitas maksimal ini, Bio Farma mampu memproduksi 250 juta vaksin per tahun.
"Dengan kapasitas maksimal saat ini, yakni 100 juta vaksin, pada Desember 2020, Bio Farma siap menambah kapasitas produksi sebanyak 150 juta dosis, sehingga mencapai jumlah 250 juta dosis," jelas Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir.
Â