Â
Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi menindaklanjuti temuan struktur bata dan jendela kayu yang diduga benda bersejarah, yang ditemukan di area proyek Stasiun Bekasi. Pemkot meminta kepada pihak-pihak terkait untuk membantu dalam hal kajian dan rekomendasi.
Pemkot Bekasi ingin temuan benda tersebut disusun ulang dan disimpan di ruang heritage Stasiun Bekasi, sebagai objek wisata sejarah dan arkeologi. Penempatan cagar budaya yang didukung narasi serta dokumentasi dapat menjadi sebuah daya tarik tersendiri bagi para penumpang kereta.
Advertisement
Demi mewujudkan hal tersebut, Pemkot melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bekasi menyurati sejumlah pihak, di antaranya Dirjen Perkeretaapian Kemenhub, Direktur PT Istaka Minarasindo, serta Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCG) Banten.
Pemkot meminta agar tidak dilakukan pembongkaran terhadap temuan dugaan benda bernilai sejarah tersebut, sebelum ada kajian dan rekomendasi pihak terkait. Hal ini demi mempertahankan bentuk asli benda.
Meski demikian, proyek pembangunan stasiun dikatakan akan terus berjalan sesuai rencana, dengan tetap memastikan keamanan lokasi penemuan struktur bata yang terpendam di bawah permukaan tanah.
"Agar dilakukan kajian dan rekomendasi atas temuan dugaan cagar budaya dalam waktu yang tidak terlalu lama, sehingga tidak menghambat proses pembangunan," kata Kabag Humas Pemkot Bekasi, Yekti Rubiah kepada Liputan6.com, Rabu (12/8/2020).
Proses penelitian dan rekomendasi, nantinya akan didampingi Disparbud Kota Bekasi serta Tim Ahli Cagar Budaya Kota Bekasi, yang sudah meninjau lokasi temuan benda sejak 8 Agustus 2020. Benda diduga bersejarah tersebut dinilai Pemkot bisa diberdayakan karena sangat langka.
Â
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Perlu Dilakukan Penelitian
Temuan dua buah struktur bata sepanjang 15 meter, dengan ukuran panjang bata 28 x 15 x 5 sentimeter, diduga dibangun pada abad ke-19 atau awal abad ke-20. Dua area batu tersebut diduga adalah gorong-gorong saluran air dan pondasi Stasiun Bekasi lama.
Menurut Yekti, ada kemungkinan gorong-gorong terhubung dengan parit sisi Selatan stasiun, yang airnya mengalir ke kali Bekasi. Karenanya perlu dilakukan penelitian dari para ahli dan lembaga yang kompeten di bidangnya.
"Ini merupakan temuan penting untuk mengungkap sejarah stasiun kereta api yang dibangun lebih dari satu abad lalu. Namun masih belum bisa dipastikan bentuk bangunan di dalamnya," pungkas Yekti.
Â
Advertisement