Sukses


Bantu Pendidikan Masyarakat di Masa Pandemi, GBB Siap Bangun Jaringan Wifi di Ribuan Titik 

Gerakan Bangkit Belajar atau GBB itu bertujuan membantu siswa, guru, dan wali murid dalam proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) di masa pandemi Covid-19. GBB sudah menjalankan programnya selama satu setengah bulan ini.

Liputan6.com, Jakarta Pandemi Covid-19 yang melanda dunia, tidak hanya berdampak pada lumpuhnya sektor perekonomian dan ancaman pada kesehatan manusia. Pandemi yang melanda sejak awal tahun 2020 itu juga menghentikan aktivitas belajar mengajar di berbagai tempat.

“Hampir satu semester tidak terjadi proses pendidikan”, ujar Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid di sela-sela acara peluncuran Gerakan Bangkit Belajar (GBB), Gedung Perpusnas, Jakarta, 12 Agustus 2020.

Hadir dalam acara itu Wakil Ketua DPR sekaligus Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, Syaiful Huda Koordinator Nasional GBB, yang juga sekaligus Ketua Komisi X DPR; serta undangan lainnya.

Berhentinya pendidikan selama ini menurut Jazilul Fawaid bisa menghilangkan kecerdasan masyarakat satu generasi. Politisi PKB itu prihatin ketika anak-anak hanya rumah dan tidak melakukan aktivitas yang berarti.

“Hanya main games online, itu sangat berbahaya,” tuturnya. 

“Kecerdasan yang sudah terbangun bisa hilang bila tidak diisi dengan kegiatan yang sifatnya menambah ilmu,” ucapnya.    

Untuk itu, ia mendukung GBB. Gerakan itu bertujuan membantu siswa, guru, dan wali murid dalam proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) di masa pandemi Covid-19. GBB sudah menjalankan programnya selama satu setengah bulan ini. 

“Apa yang dilakukan itu merupakan langkah konkret”, ujar pria yang akrab dipanggil Gus Jazil itu. 

“Saya juga mengapresiasi kehadiran Bapak Muhaimin Iskandar yang meluncurkan program GBB”, tambahnya. Disebut Muhaimin Iskandar sebagai inisiatif lahir dan bergeraknya GBB. “Kami angkat topi pada Gus Ami”, ujar Jazilul Fawaid menyebut sapaan akrab Muhaimin Iskandar. GBB dikatakan sebagai solusi konkret di tengah wabah Covid-19.

 

 

2 dari 3 halaman

GBB Dirikan Posko Belajar

Jazilul Fawaid memuji GBB sebab dalam programnya mendirikan posko belajar di 2.156 titik yang tersebar di seluruh Indonesia.  Di posko yang ada akan dilengkapi wifi, smartphone, dan relawan pendamping.

“Lihat fasilitas yang ada di posko, menjawab masalah PJJ yang selama ini dialami siswa, guru, dan wali murid,” puji pria asal Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, itu.

GBB diharapkan menjadi inspirasi masyarakat lain untuk melakukan hal yang sama.

“Harus diperbanyak GBB dan organisasi yang peduli pada dunia pendidikan baik saat pandemic Covid-19 maupun sesudahnya”, tutur Koordinator Nasional Nusantara Mengaji ini,  “Kami mengajak masyarakat peduli pada pendidikan anak anak,” tambahnya.

Perekonomian yang mandek, tidak ada pekerjaan dan turun pendapatan orangtua, serta kendala pada masalah alat teknologi informasi beserta kuotanya, diakui Jazilul Fawaid sebagai problem PJJ. 

“Hal demikian membuat sebagian besar tidak bisa menyelenggarakan PJJ,” ungkapnya. “Banyak siswa yang tidak memiliki handphone dan minimnya akses internet,” tambahnya.

 

3 dari 3 halaman

Desak Pemerintah Petakan Kebutuhan PJJ

Menurut data yang ada, dari 86 juta peserta didik, yang bisa menyelenggarakan PJJ hanya 30 persen dari jumlah itu. 

“Bayangkan berapa juta anak yang tidak bisa mengikuti proses pendidikan seperti itu,” papar Jazilul Fawaid.

Agar PJJ lebih maksimal dan tidak membebani siswa, orangtua atau wali murid, serta guru, dirinya mendesak kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, untuk menyusun peta kebutuhan PJJ.

“Dari berapa jumlah handphone yang dibutuhkan, berapa kuota, jaringan internet, dan kurikulum yang mendukung, harus segera bisa dipetakan,” tegasnya.

Diharap Menteri Pendidikan dan Kebudayaan  mempunyai kepedulian pada siswa dan orang tua yang tidak mampu ketika harus menempuh PJJ.  

“Ayo pak menteri bikin kebijakan dan terobosan baru di masa pandemi Covid-19 ini,” tegasnya. Masyarakat disebut menunggu langkah konkret pemerintah.

 

(*)