Liputan6.com, Jakarta - Jumlah pasien sembuh dari virus Corona atau Covid-19 di Tanah Air terus bertambah. Dilaporkan ada penambahan 1.703 pasien yang telah dinyatakan sembuh per hari ini, Sabtu (15/8/2020).
Dengan demikian, jumlah akumulatif pasien Covid-19 di Indonesia yang sudah dinyatakan sembuh dan negatif virus corona mencapai 91.321 orang.
Informasi ini berdasarkan data Kementerian Kesehatan melalui Satgas Penanggulangan Covid-19 di laman www.covid19.go.id, Sabtu sore.
Advertisement
Sementara, penambahan kasus positif hari ini ada 2.345 orang. Sehingga total keseluruhan kasus positif Covid-19 di Indonesia berjumlah 137.468 orang.
Adapun jumlah pasien Covid-19 yang meninggal dunia hari ini bertambah 50 orang. Maka total akumulatif hingga hari ini tercatat 6.071 orang di Tanah Air meninggal dunia akibat Covid-19.
Data update pasien virus Covid-19 ini tercatat sejak Jumat, 14 Juli 2020 pukul 12.00 WIB hingga hari ini pukul 12.00 WIB.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
35 Karyawan RS Fatmawati Positif Covid-19
Sementara itu, sebanyak 35 karyawan RSUP Fatmawati, Jakarta positif Covid-19 karena infeksi virus Corona. Hal itu terungkap dari rapid test dan swab test yang dilakukan RS Fatmawati sejak 18 Maret hingga 7 Agustus 2020.
"Melakukan rapid test sejumlah 1.118 karyawan dan pemeriksaan swab sejumlah 189 karyawan. Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, terdapat 35 karyawan terkonfirmasi positif Covid-19," kata Direktur Utama RSUP Fatmawati, Jakarta, Mochammad Syafak Hanung dalam rilis yang diterima Liputan6.com, Sabtu (15/8/2020).
Hanung menyampaikan, mereka yang terinfeksi akan dilakukan penelusuran kontak guna mengetahui sumber penularan Covid-19.
"Bila ada karyawan yang terpapar atau terinfeksi Covid-19, maka petugas kami dalam hal ini Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) langsung menindaklanjuti dengan tracking atau telusur penyebab terpaparnya karyawan yang bersangkutan," tutur Hanung.
Menurut dia, RS Fatmawati telah mengindahkan pencegahan penularan Covid-19 di lingkungan rumah sakit. Hal itu dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat.
Advertisement
Perjalanan Kasus Corona di Indonesia
Kasus infeksi virus Corona pertama kali muncul di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China Desember 2009. Dari kasus tersebut, virus bergerak cepat dan menjangkiti ribuan orang, tidak hanya di China tapi juga di luar negara tirai bambu tersebut.
2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia. Pengumuman dilakukan di Veranda Istana Merdeka.
Ada dua suspect yang terinfeksi Corona, keduanya adalah seorang ibu dan anak perempuannya. Mereka dirawat intensif di Rumah Sakit Penyakit Infeksi atau RSPI Prof Dr Sulianti Saroso, Jakarta Utara.
Kontak tracing dengan pasien Corona pun dilakukan pemerintah untuk mencegah penularan lebih luas. Dari hasil penelurusan, pasien positif Covid-19 terus meningkat.
Sepekan kemudian, kasus kematian akibat Covid-19 pertama kali dilaporkan pada 11 Maret 2020. Pasien merupakan seorang warga negara asing (WNA) yang termasuk pada kategori imported case virus Corona. Pengumuman disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Urusan Virus Corona, Achmad Yurianto, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat.
Yurianto mengatakan, pasien positif Covid-19 tersebut adalah perempuan berusia 53 tahun. Pasien tersebut masuk rumah sakit dalam keadaan sakit berat dan ada faktor penyakit mendahului di antaranya diabetes, hipertensi, hipertiroid, dan penyakit paru obstruksi menahun yang sudah cukup lama diderita.
Jumat 13 Maret 2020, Yurianto menyatakan pasien nomor 01 dan 03 sembuh dari Covid-19. Mereka sudah dibolehkan pulang dan meninggalkan ruang isolasi.
Pemerintah kemudian melakukan upaya-upaya penanganan Covid-19 yang penyebarannya kian meluas. Di antaranya dengan mengeluarkan sejumlah aturan guna menekan angka penyebaran virus Corona atau Covid-19. Aturan-aturan itu dikeluarkan baik dalam bentuk peraturan presiden (perpres), peraturan pemerintah (PP) hingga keputusan presiden (keppres).
Salah satunya Keppres Nomor 7 tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Keppres ini diteken Jokowi pada Jumat, 13 Maret 2020. Gugus Tugas yang saat ini diketuai oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo ini dibentuk dalam rangka menangani penyebaran virus Corona.
Gugus Tugas memiliki sejumlah tugas antara lain, melaksanakan rencana operasional percepatan penanangan virus Corona, mengkoordinasikan serta mengendalikan pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan virus Corona.
Sementara itu, status keadaan tertentu darurat penanganan virus Corona di Tanah Air ternyata telah diberlakukan sejak 28 Januari sampai 28 Februari 2020. Status ditetapkan pada saat rapat koordinasi di Kementerian Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK) saat membahas kepulangan WNI di Wuhan, China.
Kapusdatinkom BNPB Agus Wibowo menjelaskan, karena skala makin besar dan Presiden memerintahkan percepatan, maka diperpanjang dari 29 Februari sampai 29 Mei 2020. Sebab, daerah-daerah di tanah air belum ada yang menetapkan status darurat Covid-9 di wilayah masing-masing.
Agus Wibowo menjelaskan jika daerah sudah menetapkan status keadaan darurat, maka status keadaan tertentu darurat yang dikeluarkan BNPB tidak berlaku lagi.
Penanganan kasus virus corona (Covid 19) pun semakin intens dilakukan. Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mereduksi sekaligus memberikan pengobatan terhadap mereka yang terpapar Covid-19.
Berdasarkan situs covid19.go.id, sebanyak 140 rumah sakit di Tanah Air dijadikan rujukan untuk penanganan pasien Covid-19. Ada pula sejumlah tempat yang dijadikan rumah sakit darurat.
Salah satunya, pemerintah resmi menjadikan Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, sebagai rumah sakit darurat untuk pasien Covid 19. Peresmian dilakukan langsung oleh Presiden Jokowi, Senin 23 Maret 2020. Begitu dibuka, Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran langsung menerima pasien.
Ada pula Rumah Sakit Darurat di Pulau Galang, Kepulauan Riau. Pulau tersebut dulunya merupakan tempat penampungan warga Vietnam. Tempat tersebut telah dirapikan dan bisa menampung 460 pasien. Sejumlah tempat milik pemerintah lainnya juga dijadikan tempat isolasi pasien yang terpapar Covid-19.