Sukses

Kemendikbud: Pendidikan Vokasi Syarat Agar Menjadi Negara Maju

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Wikan Sakarinto mengatakan pendidikan vokasi merupakan syarat agar dapat menjadi negara maju.

Liputan6.com, Jakarta Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Wikan Sakarinto mengatakan pendidikan vokasi merupakan syarat agar dapat menjadi negara maju.

"Semua negara maju di dunia ciri-cirinya apa? Ternyata kemajuannya itu karena pendidikan vokasinya yang maju," ujar Wikan dalam telekonferensi di Jakarta, Selasa, 18 Agustus 2020.

Dengan demikian, jika Indonesia mau maju maka syaratnya pendidikan vokasinya harus maju. Hal itu sudah dibuktikan negara lain.

"Kalau Indonesia mau maju syaratnya apa, pendidikan vokasinya harus maju. Itu sudah terbukti, jadi agak tidak susah cari resep agar Indonesia bisa meloncat teknologinya, kemartabatannya, kepemimpinannya. Sangat mudah, salah satunya adalah memajukan pendidikan vokasi di Indonesia," ujar dia seperti dikutip dari Antara.

Pendidikan vokasi yang dimaksud tidak hanya politeknik saja, tetapi komperehensif, tapi juga SMK dan juga Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP). Jumlah LKP mencapai 17.000, SMK ada 14.000, kampus vokasi ada sekitar 2.000 dan itu yang harus dilakukan pernikahan massal antara pendidikan vokasi dengan industri dan dunia kerja (IDUKA).

Wikan menambahkan semangat untuk menikahkan pendidikan vokasi dengan IDUKA harus dilanjutkan hingga level tertinggi atau pernikahan sempurna. Pernikahan level tertinggi tersebut ditandai dengan kolaborasi riset bersama industri.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Belum Sempurna

Sejak awal pernikahan itu selain bikin kurikulum magang, itu juga merancang riset bersama. Wikan mengakui semangat pendidikan vokasi untuk menikah dengan dunia industri terus meningkat. Meski dari sekian banyak pernikahan tersebut, belum banyak yang mencapai level pernikahan sempurna.

"Pernikahan dikatakan level sempurna jika terjalin kolaborasi antara pendidikan vokasi dengan industri untuk menciptakan produk hasil dari riset terapan vokasi. Oleh karena itu, cara berpikirnya harus diubah, tidak sekedar menikah, tetapi pernikahan harus paripurna atau mencapai level tertinggi," kata Wikan pada acara Pesta Pernikahan Vokasi dan Industri yang digelar secara daring dari Solo tersebut.

Â