Liputan6.com, Jakarta - Wirausahawan muda di Indonesia menanggung beban pandemi Covid-19 yang telah sangat berdampak pada perekonomian negara. Tetapi banyak yang telah mengubah tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya menjadi peluang untuk menciptakan lapangan kerja dan menghidupkan kembali ekonomi. Demikian diungkapkan sekelompok wirausahawan muda terkemuka pada acara SDG Talks UNDP, Selasa (18/8/2020).
Mengangkat tema "Menandai Hari Pemuda Internasional; Bisnis, SDG dan Kaum Muda di Tengah Pandemi", bincang-bincang virtual ini mempertemukan wirausahawan muda, perusahaan swasta, start-up, dan mitra pembangunan. Acara tersebut dihadiri lebih dari 300 orang di seluruh Indonesia.
Baca Juga
Acara tersebut menampilkan temuan survei terbaru tentang kewirausahaan muda yang disebut Survei Dampak Covid-19 pada wirausahawan muda di Indonesia. UNDP Indonesia, melalui program Youth Co: Lab melakukan survei dengan U-report (difasilitasi oleh UNICEF).
Advertisement
Dibentuk bersama oleh UNDP dan Citi Foundation pada tahun 2017, Youth Co: Lab bertujuan untuk menetapkan agenda bersama di kawasan Asia Pasifik untuk memberdayakan dan berinvestasi pada kaum muda dalam SDGs melalui kepemimpinan, inovasi sosial, dan kewirausahaan yang utamanya melibatkan UKM.
Program ini telah dilaksanakan di 25 negara dan wilayah di seluruh kawasan Asia Pasifik melalui berbagai kegiatan misalnya kegiatan hari ini, konferensi regional, dan lomba inovasi sosial yang menjangkau lebih dari 75.000 peserta.
Inisiatif ini telah memberikan manfaat bagi lebih dari 7.100 wirausaha sosial muda dan membantu meluncurkan atau meningkatkan hampir 650 wirausaha sosial. Program ini juga berhasil menjalin kemitraan dengan lebih dari 180 pemain kunci dalam ekosistem ini.
"Semangat kewirausahaan muda di Indonesia tumbuh subur. Ada keinginan yang sangat besar dari kaum muda di Indonesia untuk mempunyai usaha sendiri dan berkontribusi bagi perekonomian nasional. Meskipun Covid-19 memiliki dampak yang signifikan bagi para wirausahawan muda, mereka dapat bangkit kembali lebih cepat dengan dukungan kuat yang ditargetkan untuk membantu mereka tumbuh di saat krisis seperti sekarang," kata Kepala Perwakilan UNDP Indonesia, Christophe Bahuet.
"Sebagai bagian dari dukungannya untuk pembangunan nasional dan pemulihan Covid-19, UNDP Indonesia membantu kaum muda mengembangkan keterampilan kewirausahaan mereka, dan juga mendukung Pemerintah dalam merancang kebijakan yang akan membantu kaum muda berkembang," imbuh dia.
Dalam sambutan pembukaannya, CEO Citi Indonesia Batara Sianturi mengatakan anak muda di Indonesia memegang kunci untuk mendorong negara keluar dari krisis melalui kewirausahaan.
"Saat ini dunia tengah dihadapkan pada tantangan yang cukup besar, di mana pandemi Covid-19 ini telah dan akan mengubah cara kita dalam menjalani hidup selama ini. Namun di tengah tantangan tersebut, terdapat sejumlah peluang serta kreativitas yang dihadirkan oleh para generasi muda guna memberikan manfaat positif bagi masyarakat," jelas Batara.
"Melalui SDG Talks kali ini, kami berharap terciptanya diskusi antar berbagai pihak untuk mencari ide serta solusi kreatif yang mendukung para generasi muda Indonesia untuk dapat terus berinovasi serta berkontribusi terhadap perekonomian bangsa di tengah masa penuh tantangan seperti saat ini," sambung dia.
Acara tersebut juga menghadirkan pembicara seperti Elisa Suteja (Co-Founder Fore Coffee), Jim Oklahoma (Chief Business Development Officer iGrow)), Ade N Safrina Nasution (Co-Founder dorm.id), Berdayakrui dan Lady Diandra (UNDP Indonesia Innovative Financing Lab Youth Co: Lab Representative) dan Drs Imam Gunawan (Asisten Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian Pemuda dan Olahraga).
"Pandemi telah secara dramatis mengubah cara kita bekerja dan hidup, meskipun demikian daripada membiarkan situasi berjalan dengan tidak terkendali, saya perhatikan bahwa banyak dari kita telah memutuskan untuk mengatur ulang strategi dan mengambil tindakan untuk mengantisipasi perubahan permintaan," kata Ade N Safrina Nasution.
"Uang dan peluang masih ada, tetapi prioritas telah berubah, jadi kita harus menyesuaikan model bisnis kita," ungkap dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Pandemi Mengubah Gaya Hidup
Hal senada diungkapkan Co-founder FORE Coffee Elisa Suteja. Dia mengatakan, sebelum pandemi banyak konsumen yang minum kopi Fore di kafe. Namun, semuanya berubah saat terjadi pandemi dan dilakukan Pembatasan Sosisal Berskala Besar.
"Konsumen lebih memilih untuk memesan kopi secara online. Karena itu, Fore kemudian mulai ubah strategi dengan fokus melayani penjualan online dan menutup beberapa kafe offline," ujar Elisa.
Sektor agrikultur termasuk salah satu industri yang tidak terlalu terpengaruh terhadap pandemi. Hal ini diakui Chief Business Development Officer iGrow, Jim Oklahoma. Menurut dia, pinjaman yang disalurkan ke petani hanya turun pada Maret. Setelah itu, pencairan pinjaman justru terus meningkat.
"Apabila dibandingkan jumlah pinjaman tahun lalu yang mencapai Rp 72 miliar, tahun ini jauh meningkat. Hingga Agustus, jumlahnya sudah mencapai lebih dari Rp 60 miliar. Kemungkinan besar, pencairan pinjaman ke petani pada tahun ini lebih besar dibandingkan tahun lalu," jelas Jim.
Sementara Asisten Deputi Bidang Kewirausahaan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga, Imam Gunawan mengatakan, Kemenpora meminta para wirausaha muda yang terkena dampak pandemi untuk melapor ke instansi terdekat, mulai dari tingkat desa.
"Identifikasi masalah apa yang dihadapi nanti kami akan siapkan skema bantuan yang pas. Jadi, kami memang tidak secara aktif memberikan bantuan tetapi wirausaha muda yang harus lebih aktif untuk melapor," jelas Imam.
SDG Talks adalah acara unggulan UNDP tentang kesadaran SDGs di kalangan pemuda di Indonesia. Memasuki tahun keduanya, acara diskusi bulanan telah menarik berbagai tokoh terkemuka di sektor pembangunan, serta industri film dan musik. Pembicara sebelumnya antara lain aktris dan SDGs Mover UNDP, Chelsea Islan, aktor dan SDGs Mover UNDP Reza Rahadian dan penulis perjalanan Trinity.
Â
Â
Advertisement