Liputan6.com, Jakarta: Ketua Majelis Mujahidin Indonesia Abu Bakar Ba`asyir diduga terkait jaringan Jamaah Islamiyah yang dicap Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai organisasi teroris. Tuduhan berlapis pun diberikan kepada Pengasuh Pondok Pesantren Al Mukmin di Ngruki, Solo, Jawa Tengah itu. Ia kini menjadi tersangka beberapa aksi teror di Indonesia atas keterangan Umar Al-Faruq. Pemberian status ini tentu saja membuat kuping Ba`asyir memerah. "Al-Faruq adalah pembohong besar," kata Mahendradatta, kuasa Ba`asyir dari Tim Pembela Muslim (TPM) saat berbincang dengan reporter SCTV Ira Koesno, Jumat (18/10) siang, di Jakarta. Sosok Omar, lanjut Mahendradatta, sama sekali tak dikenal di kalangan organisasi Islam. Menurut hasil penyelidikan TPM, pria berusia 31 tahun itu hanya bekerja sebagai tukang potret di Ambon. Foto-foto itu kemudian dijual kepada turis asing.
Untuk itulah, Ba`asyir mengaku siap memenuhi panggilan Markas Besar Kepolisian RI, Sabtu besok [baca: Abu Bakar Ba`asyir Ditetapkan Tersangka]. Mahendradatta mengaku, kliennya baru menerima surat panggilan kemarin, sekitar pukul 21.30 WIB. Ba`asyir hanya terdiam saat membaca surat itu. "Beliau baru pulang dari pengajian. Jadi tentunya sedang capek-capeknya," kata dia. Apalagi, pascapengeboman di Bali, ratusan wartawan antre ntuk mewawancarai Ba`asyir. "Ia sering menerima telepon sampai pukul 04.00," ungkap Mahendradatta. Pokok pembicaraan pun beragam, mulai dari meminta saran sampai orang yang berniat mengantarkan bebek panggang. Namun, dari sekian telepon itu, kata Mahendradatta, tak satu pun berasal dari Al-Faruq.
Meski demikian, Mahendradatta menolak dianggap melecehkan hasil penyelidikan Polri. Ia hanya menyayangkan informasi dari intelijen Amerika Serikat ditelan begitu saja. "Itu terjadi lantaran Polri sudah menganggap AS is the best," kata Mahendradatta, menganalisis. Untuk itu, TPM akan menelitinya untuk mencari celah hukum terkait kasus yang dituduhkan terhadap Ba`asyir.
Mahendradatta berpendapat, Ba`asyir berada pada posisi tersudut. Padahal, Al-Faruq telah mengakui keterlibatannya dalam sejumlah teror di Indonesia. Selain itu, termasuk rencana pembunuhan Megawati [baca: Al Faruq Mengaku Terlibat dalam Pemboman di Indonesia]. Sayangnya, kejahatan serius seperti itu dinilai tak membuat pemerintah berani mengadili Al-Faruq di Indonesia. "Ba`asyir-lah yang akan jadi kambing hitam," tegas Mahendradatta, mengakhiri perbincangan.(KEN)
Untuk itulah, Ba`asyir mengaku siap memenuhi panggilan Markas Besar Kepolisian RI, Sabtu besok [baca: Abu Bakar Ba`asyir Ditetapkan Tersangka]. Mahendradatta mengaku, kliennya baru menerima surat panggilan kemarin, sekitar pukul 21.30 WIB. Ba`asyir hanya terdiam saat membaca surat itu. "Beliau baru pulang dari pengajian. Jadi tentunya sedang capek-capeknya," kata dia. Apalagi, pascapengeboman di Bali, ratusan wartawan antre ntuk mewawancarai Ba`asyir. "Ia sering menerima telepon sampai pukul 04.00," ungkap Mahendradatta. Pokok pembicaraan pun beragam, mulai dari meminta saran sampai orang yang berniat mengantarkan bebek panggang. Namun, dari sekian telepon itu, kata Mahendradatta, tak satu pun berasal dari Al-Faruq.
Meski demikian, Mahendradatta menolak dianggap melecehkan hasil penyelidikan Polri. Ia hanya menyayangkan informasi dari intelijen Amerika Serikat ditelan begitu saja. "Itu terjadi lantaran Polri sudah menganggap AS is the best," kata Mahendradatta, menganalisis. Untuk itu, TPM akan menelitinya untuk mencari celah hukum terkait kasus yang dituduhkan terhadap Ba`asyir.
Mahendradatta berpendapat, Ba`asyir berada pada posisi tersudut. Padahal, Al-Faruq telah mengakui keterlibatannya dalam sejumlah teror di Indonesia. Selain itu, termasuk rencana pembunuhan Megawati [baca: Al Faruq Mengaku Terlibat dalam Pemboman di Indonesia]. Sayangnya, kejahatan serius seperti itu dinilai tak membuat pemerintah berani mengadili Al-Faruq di Indonesia. "Ba`asyir-lah yang akan jadi kambing hitam," tegas Mahendradatta, mengakhiri perbincangan.(KEN)