Sukses

TNI Gali Motif Prada MI Sebar Hoaks Penganiayaan

Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman menyampaikan, pihaknya masih menggali motif atau alasan Prada MI memberikan kabar bohong alias hoaks.

Liputan6.com, Jakarta Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman menyampaikan, pihaknya masih menggali motif atau alasan Prada MI memberikan kabar bohong alias hoaks sehingga memicu aksi pengrusakan hingga pembakaran Polsek Ciracas, Jakarta Timur.

"Yang bersangkutan masih dirawat, jadi belum stabil sehingga belum bisa memberikan informasi," tutur Dudung di Koramil 05/Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (2/9/2020).

Menurut Dudung, Prada MI hanya mengalami luka di bagian kepala. Dia menyatakan cedera tersebut bukan hasil tindak penganiayaan.

"Luka gores dari sini. Kan jatuh dari motor. Iya di kepala saja," jelas Dudung.

Dudung Abdurachman menyampaikan, awal mula terjadinya pengrusakan di kawasan Ciracas, Jakarta Timur, hingga pembakaran Polsek Ciracas dipicu oleh pengakuan palsu anggota TNI berinisial Prada MI.

"Dari hasil investigasi untuk sementara dari handphone yang bersangkutan menyampaikan di grup angkatannya 2017 dari Tamtama menyampaikan yang bersangkutan itu adalah dikeroyok, bukan kecelakaan tunggal," tutur Dudung.

Menurut Dudung, saat di lokasi kejadian Dandim 0505/JT Kolonel Inf Rahyanto Edy Yunianto pun menerangkan bahwa peristiwa yang sebenarnya adalah kecelakaan tunggal. Namun informasi itu malah membuat massa semakin marah.

"Dandim di lokasi dia menyampaikan bahwa Prada MI ini betul-betul kecelakaan tunggal dan mereka nggak terima informasi dari Dandim tersebut, dan mereka melarikan diri menuju ke Polsek Pasar Rebo melakukan pengrusakan dan lanjut ke Polsek Ciracas," jelas dia. 

 

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Sudah Diperiksa

Dudung mengatakan telah memeriksa Prada MI di rumah sakit untuk mendapatkan keterangan yang valid. Berdasarkan hasil CCTV, visum, dan pengakuan Prada MI, benar bahwa kejadian yang sebenarnya adalah kecelakaan tunggal.

"Dari beberapa anggota yang melakukan pengerusakan tersebut, baik kepada sekitar masyarakat karena mereka mencari siapa pelaku pengeroyokan. Kemudian informasi berkembang lagi si pelaku pengeroyokan ada di Polsek, padahal sebetulnya tidak ada sama sekali dan tidak ada kaitanya dengan kepolisian karena kepolisian pun saat kejadian itu tidak ada di tempat, tapi dari CCTV yang bersangkutan kecelakaan tunggal," Dudung menandaskan. 

Â