Liputan6.com, Jakarta Menteri Agama Fachrul Razi menjelaskan maksud ucapannya mengenai anak berpenampilan baik (good looking) dijadikan sebagai penyebar paham radikal.
Hal itu menurut dia sesuai dengan fakta yang ada di lapangan, salah satunya di masjid lingkungan pemerintahan. Dia menilai cara ini dilakukan sebagai penyebaran paham radikal.
"Memang saya menyebut paham radikal itu biasanya masuk dengan memasukan orang, kalau ada orang yang punya keinginan tidak baik, dia masukan anak-anak yang punya good looking, punya pengetahuan agama yang baik, sehingga orang tertarik. Kemudian dia mungkin mengembangkan ajarannya," ujar Menag ketika rapat dengan Komisi VIII DPR RI, Selasa (8/9/2020).
Advertisement
Fachrul mengibaratkan ketika kolonial Belanda masuk ke Aceh. Dipilih orang Belanda yang pengetahuan agama bagus, bikin lengah dan tak waspada. Hingga Belanda merusak dan mengadu domba warga Aceh dan juga merusak tatanan tradisi Islam yang telah terbangun.
"Dipilhlah orang Belanda yang pengetahuan agamanya bagus, kita enggak waspada, kita terima dia, padahal dia masuk ke dalam merusak Islam, merusak Aceh, diadu domba Aceh," kata dia.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Tidak Semua Anak Good Looking Radikal
Kendati demikian, Fachrul meluruskan, dirinya bukan menyamaratakan semua anak berpenampilan baik dan hafal Alquran sebagai penyebar paham radikal. Dia hanya ingin meningkatkan kewaspadaan terhadap orang yang berniat buruk menyebar paham radikal.
"Jadi kalau dibilang Menag anti sama anak yang good looking, bukan itu. Kita butuh anak-anak yang pengetahuannya luas, hafal alquran, kita butuh, tapi kita waspadai," kata dia.
Reporter: Ahda Bayhaqi
Sumber: Merdeka.com
Advertisement