Liputan6.com, Jakarta - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro mengatakan, Indonesia setidaknya membutuhkan 540 juta dosis vaksin merah putih untuk menangkal virus corona (Covid-19). Pasalnya, vaksin merah putih kemungkinan disuntikkan lebih dari satu kali agar individu dapat kekebalan tubuh dari virus corona.
"Dari penelitian tahap awal, ada kemungkinan pemberian bisa lebih dari sekali dan itu setiap individu. Kalau penduduk sekitar 270 juta, yang harus divaksin minimal 540 juta dan otomatis butuh kapasitas produksi besar," jelas Bambang dalam konferensi pers di Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (9/9/2020).
Untuk itu, pemerintah mengajak perusahaan farmasi swasta untuk ikut dalam proses produksi vaksin Covid-19 merah putih. Keterlibatan pihak swasta ini agar kebutuhan vaksin corona dalam negeri dapat terpenuhi.
Advertisement
"Sejauh ini ada 3 perusahaan potensial," ucap dia.
Saat ini, dia menjelaskan bahwa proses pengembangan vaksin Covid-19 merah putih yang dilakukan Lembaga Molokuler Eijkman sudah mencapai 50 persen. Uji coba kepada hewan ditargetkan rampung akhir tahun ini.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Produksi Massal 2021
Dengan begitu, bibit vaksin dapat diserahkan kepada PT Bio Farma untuk selanjutnya dilakukan uji klinis kepada manusia. Hal ini untuk mengetahui apakah vaksin merah putih aman dan dapat menjaga daya tahan tubuh manusia.
"Perkiraannya di triwulan ke-IV 2021 kita bisa memproduksi (vaksin) dalam jumlah besar," kata Bambang.
Adapun bibit vaksin merah putih dikembangkan dari isolat virus yang beredar di Indonesia. Untuk itu, pemerintahoptimistis vaksin merah putih akan efektif menjaga daya tahan tubuh masyarakat Indonesia dari Covid-19.
"Bibit vaksin yang dikembangkan vaksin merah putih dari isolat virus yang beredar di Indonesia. Sehingga, kita berharap vaksin merah putih cocok menjaga daya tahan tubuh warga Indonesia terhadap Covid-19," tutur Bambang.
Advertisement