Liputan6.com, Jakarta Pakar Biomolekuler, Ahmad Rusdan Handoyo Utomo mengingatkan pemerintah, bahwa vaksin Covid-19 bukanlah senjata utama dalam menghentikan pandemi virus corona. Pasalnya, vaksin yang telah diuji coba sampai saat ini masih memiliki beragam kelemahan.
"Vaksin itu bisa menjadi salah satu, tapi bukan senjata pamungkas karena kita masih harus banyak belajar terkait dengan modus transmisi dari virus ini," kata Ahmad Rusdan dalam sebuah video yang diunggah di akun Youtube pribadinya yang dikutip pada Jumat (11/9/2020).
Baca Juga
Belajar dari uji coba saat ini, kata Ahmad Rusdan, vaksin memang bisa melindungi gejala yang ditimbulkan dari Covid-19. Ahmad Rusdan mencontohkan saat vaksin Covid-19 diuji coba pada monyet.
Advertisement
"Monyet yang divaksinasi tidak menimbulkan gejala pneumonia, tidak ada penyakit paru yang serius. Tapi jangan lupa ketika mereka cek di rongga napas monyet apa yang terjadi? Sekitar 3-5 hari pascatantangan dengan virus benaran ternyata masih ditemukan virus di sini," jelas dia.
"Artinya mungkin vaksin bisa menyelamatkan kita dari gejala paru tapi apakah bisa menghentikan transmisi? Wallahua'lam, kita tidak tahu," sambungnya.
Oleh karenanya, kata Ahmad penting bagi masyarakat untuk terlebih dahulu menunggu uji klinis fase tiga yang dilakukan terhadap ribuan orang secara acak. Hal ini guna mengetahui sejauh mana efektivitas vaksin Covid-19.
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
KTerapkan Protokol Kesehatan
Ahmad mengingatkan agar masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan dan tak terlalu menggantungkan harapan pada keberadaan vaksin.
"Jangan sampai burung yang ada ditangan kita lepaskan mengharap burung yang masih ada di langit. Pakai masker, jaga jarak, jangan berkerumun, selalu cuci tangan, dan kalau misalnya tak perlu banyak bicara jangan banyak bicara," pungkasnya.
Advertisement