Sukses

Isu Sumbar, PDIP Tegaskan Tak Ada Niat Memecah Belah Bangsa

Hasto menilai pernyataan Puan terkait Sumatera Barat tidak mungkin berniat untuk memecah belah bangsa. Melainkan suatu proses dialektika kebangsaan.

Liputan6.com, Jakarta Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengingatkan, Puan Maharani merupakan putri dari presiden kelima RI, Megawati Soekarnoputri, sekaligus cucu pendiri bangsa Bung Karno. 

Oleh karena itu, Hasto menilai pernyataan Puan terkait Sumatera Barat tidak mungkin berniat untuk memecah belah bangsa. Melainkan suatu proses dialektika kebangsaan.

Hasto juga menyarankan pihak-pihak yang terus menggoreng isu itu agar melakukan tabayyun yang nilainya tersirat dalam Pancasila. Hal itu dijawabnya usai membuka acara sekolah partai PDIP gelombang III melalui telekonferensi, Minggu (13/9/2020).

"Mbak Puan ini putri Bu Mega. Sama dengan Mas Tatam dan Mas Prananda. Jadi enggak akan melakukan sesuatu hal yang membahayakan keselamatan bangsa dan negara. Semua dilakukan dengan upaya membangun silaturahmi yang baik dengan upaya untuk berdialog. Jadi itu menjadi dialektika ideologis dan sikap PDI Perjuangan," kata Hasto.

Hasto juga menerangkan sudah banyak kader PDIP yang menjelaskan secara kontekstual dari teks yang disampaikan Puan Maharani. Termasuk latar keturunan Puan yang berdarah Minang melalui sang ayah, Almarhum Taufik Kiemas. 

Hasto juga menyadari isu ini terus digoreng sampai ada pihak yang menyebut bahwa politikus PDIP Arteria Dahlan merupakan cucu dari pendiri PKI. Politikus asal Yogyakarta ini mengingatkan isu itu diembuskan hanya untuk membakar amarah dan membuat gaduh masyarakat Indonesia. 

"Kami itu lihat segala sesuatunya dalam perspektif yang positif. Kalau ada yang kurang, ya, lakukan tabayun, klarifikasi, itu kan Pancasila. Kita diajarkan untuk itu, jadi nggak usahlah goreng-menggoreng, tetapi kita gelorakan hal yang positif dan itulah komitmen PDIP," kata Hasto. 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Melakukan Tabayun

Hasto juga mengangkat adanya isu dugaan pelecehan yang menimpa kadernya, yaitu Calon Wakil Walikota Depok dari PDIP Afifah Alia. Afifah mengaku dilecehkan pesaingnya, calon Wakil Wali Kota dari PKS Imam Budi Hartono.

"Yang terjadi di Kota Depok, yang penting sudah ada klarifikasi ajak kata-kata sekamar. itu klarifikasi yang penting tabayun, melakukan klarifikasi, toh, segala sesuatunya rakyat menilai apakah niatannya baik atau tidak," jelas dia. 

Menurut Hasto, niat itu yang paling penting dalam menilai pernyataan seseorang. Hasto mengingatkan pada Pilpres 2019 lalu, Indonesia pernah digegerkan dengan pernyataan Ratna Sarumpaet yang mengaku dipukuli.

Politisi dan tokoh, terutama yang berseberangan dengan Joko Widodo atau Jokowi saat itu, langsung memberi kecaman. Ternyata, wajah Ratna mengalami pembengkakan karena operasi plastik. 

"Nah, kayak gitu kan baru negatif, itu baru manipulasi. Kita kan nggak pernah melakukan manipulasi," tegas Hasto.