Sukses

Hormat Syekh Ali Jaber Saat Dijenguk Mahfud Md: Saya Tak Panggil Menteri, tapi Guru

Syekh Ali Jaber mengungkap, kehadiran Mahfud yang menyempatkan waktu menjenguk menjadi sebuah momen yang sangat berharga.

Liputan6.com, Jakarta - Sifat tawadhu atau rendah hati dimiliki Syekh Ali Jaber tercermin saat Menko Polhukam Mahfud Md menjenguknya. Hal itu terlihat dalam rekaman video resmi dirilis Kemenko Polhukam kemarin malam.

"Saya berterima kasih kehadiran Pak Menteri bisa silaturahim. Dan sebenarnya saya biasa panggil guru, nggak biasa panggil Pak Menteri," tutur Syekh Ali Jaber sembari canda ringan, seperti dilihat Liputan6.com, Selasa (15/9/2020).

Syekh Ali Jaber mengungkap, kehadiran Mahfud yang menyempatkan waktu menjenguk menjadi sebuah momen yang sangat berharga.

"Saya sangat kagumi kehadiran beliau, perhatian ini sangat berharga bagi saya," ugkap Syekh Ali Jaber.

Syekh Ali Jaber mengaku, kondisi kesehatannya kini terus pulih pasca insiden penusukan beberapa hari kemarin. Diketahui Syekh Ali Jaber ditusuk seorang terduga gila saat berada di Lampung.

"Saya terus membaik. Semenjak kejadian ini Alhamdulillah saya dapat perhatian dari aparat keamanan, semua turun tangan, mulai dari Pak Kapolda, Dandim, Kodim, semua," Syekh Ali Jaber menandasi.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Mahfud Tak Percaya Pelaku Gila

Menko Polhukam Mahfud MD meminta aparat penegak hukum yang mengusut kasus penusukan Syekh Ali Jaber tak mudah percaya dengan kondisi kejiwaan tersangka, Alpin Andrian.

Menurut Mahfud, meski ada pernyataan yang menyebut Alpin mengalami gangguan jiwa, dirinya tak percaya begitu saja.

"Spekulasi di masyarakat ada dugaan berdasarkan pengakuan keluarganya, si penusuk ini sakit jiwa. Tapi kita belum percaya," ujar Mahfud dalam keterangannya, Senin (14/9/2020).

Mahfud mengatakan, aparat penegak hukum akan bekerjasama dengan pihak terkait guna mendalami kejiwaan pelaku penusukan Syekh Ali Jaber. Menurut Mahfud, banyak cara untuk mengetahui kebenaran apakah pelaku benar alami gangguan jiwa atau tidak.

"Kita akan tahu dia sakit jiwa betul atau tidak setelah diselidiki. Kan ada tetangganya, ada jejak digitalnya. Kalau orang sakit jiwa jejak digitalnya kayak apa, keluarganya melihatnya kayak apa, tetangganya melihat kayak apa, teman-temannya melihatnya kayak apa. Baru kita dapat menyimpulkan dia sakit jiwa," kata Mahfud.

Di sisi lain, Mahfud mengaku prihatin dengan kejadian yang menimpa Syekh Ali Jaber. Di mata Mahfud, Syekh Ali Jaber merupakan seorang ulama yang isi tausiahnya bisa diterima semua kalangan.

"Pemerintah sangat prihatin atas peristiwa yang terjadi. Seorang ulama yang sangat baik, yang dakwah-dakwahnya diterima oleh semua kalangan karena tak pernah menyentuh soal politik, ternyata dianiaya atau ditusuk secara brutal oleh seseorang yang masih digali identitasnya," kata Mahfud.