Liputan6.com, Jakarta - Jumlah pasien yang dinyatakan sembuh dan negatif virus Corona Covid-19 di Indonesia terus bertambah secara signifikan.
Informasi tersebut berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang disampaikan Satgas Penanggulangan Covid-19.
Baca Juga
Per hari ini, Kamis (17/9/2020), ada penambahan 2.585 orang dinyatakan sembuh dan negatif Corona Covid-19.
Advertisement
Sehingga, total akumulatifnya hingga kini ada 166.686 orang di Indonesia yang sudah berhasil sembuh dan negatif Corona Covid-19.
Untuk kasus positif pada hari ini bertambah 3.635 orang. Total akumulatifnya sampai saat ini ada 232.628 orang terkonfirmasi positif Corona Covid-19 di Indonesia.
Sedangkan kasus meninggal dunia ada penambahan 122 orang pada hari ini. Sehingga, total akumulatif kasus meninggal akibat Covid-19 di Indonesia mencapai 9.222 jiwa.
Data update pasien virus Corona Covid-19 ini tercatat sejak Rabu, 16 September 2020, pukul 12.00 WIB hingga hari ini pukul 12.00 WIB.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jumlah Pasien di RSD Wisma Atlet
Jumlah pasien rawat inap di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet terus bertambah. Pada hari ini, Kamis (17/9/2020) terjadi penambahan 1.066 pasien positif Covid-19 yang dirawat di Wisma Atlet.
Sehingga total pasien rawat inap di Wisma Atlet sebanyak 2.757 pasien.
Dari 2.757 pasien tersebut, tak ada satu pun pasien suspek. Seluruhnya terkonfirmasi positif Covid-19.
"Pasien terkonfirmasi positif bertmabah 1.066 dari semula 1.691 menjadi 2.757 orang. Pasien suspek nihil," ujar Kepala Penerangan Kogabwilhan-I Kolonel Marinir Aris Mudian dalam keterangannya, Kamis (17/9/2020).
Menurut dia, dari 2.757 pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Wisma Atlet terdiri dari 1.334 pria dan 1.423 wanita.
Aris mengatakan, sejak dibuka pada 23 Maret 2020 hingga 17 September 2020 pukul 08.00 WIB, pasien yang terdaftar di Wisma Atlet mencapai 16.626 orang, sementara pasien keluar sebanyak 13.753 orang.
"Dari 13.753 pasien keluar, 13.417 dinyatakan sembuh, 283 dirujuk ke RS lain, dan 6 meninggal dunia," kata Aris.
Â
Advertisement
Perjalanan Kasus Corona di Indonesia
Kasus infeksi virus Corona pertama kali muncul di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China Desember 2009. Dari kasus tersebut, virus bergerak cepat dan menjangkiti ribuan orang, tidak hanya di China tapi juga di luar negara tirai bambu tersebut.
2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia. Pengumuman dilakukan di Veranda Istana Merdeka.
Ada dua suspect yang terinfeksi Corona, keduanya adalah seorang ibu dan anak perempuannya. Mereka dirawat intensif di Rumah Sakit Penyakit Infeksi atau RSPI Prof Dr Sulianti Saroso, Jakarta Utara.
Kontak tracing dengan pasien Corona pun dilakukan pemerintah untuk mencegah penularan lebih luas. Dari hasil penelurusan, pasien positif Covid-19 terus meningkat.
Sepekan kemudian, kasus kematian akibat Covid-19 pertama kali dilaporkan pada 11 Maret 2020. Pasien merupakan seorang warga negara asing (WNA) yang termasuk pada kategori imported case virus Corona. Pengumuman disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Urusan Virus Corona, Achmad Yurianto, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat
Yurianto mengatakan, pasien positif Covid-19 tersebut adalah perempuan berusia 53 tahun. Pasien tersebut masuk rumah sakit dalam keadaan sakit berat dan ada faktor penyakit mendahului di antaranya diabetes, hipertensi, hipertiroid, dan penyakit paru obstruksi menahun yang sudah cukup lama diderita.
Jumat 13 Maret 2020, Yurianto menyatakan pasien nomor 01 dan 03 sembuh dari Covid-19. Mereka sudah dibolehkan pulang dan meninggalkan ruang isolasi.
Pemerintah kemudian melakukan upaya-upaya penanganan Covid-19 yang penyebarannya kian meluas. Di antaranya dengan mengeluarkan sejumlah aturan guna menekan angka penyebaran virus Corona atau Covid-19. Aturan-aturan itu dikeluarkan baik dalam bentuk peraturan presiden (perpres), peraturan pemerintah (PP) hingga keputusan presiden (keppres)
Salah satunya Keppres Nomor 7 tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Keppres ini diteken Jokowi pada Jumat, 13 Maret 2020. Gugus Tugas yang saat ini diketuai oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo ini dibentuk dalam rangka menangani penyebaran virus Corona.
Gugus Tugas memiliki sejumlah tugas antara lain, melaksanakan rencana operasional percepatan penanangan virus Corona, mengkoordinasikan serta mengendalikan pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan virus Corona.
Sementara itu, status keadaan tertentu darurat penanganan virus Corona di Tanah Air ternyata telah diberlakukan sejak 28 Januari sampai 28 Februari 2020. Status ditetapkan pada saat rapat koordinasi di Kementerian Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK) saat membahas kepulangan WNI di Wuhan, China.
Kapusdatinkom BNPB Agus Wibowo menjelaskan, karena skala makin besar dan Presiden memerintahkan percepatan, maka diperpanjang dari 29 Februari sampai 29 Mei 2020. Sebab, daerah-daerah di tanah air belum ada yang menetapkan status darurat Covid-9 di wilayah masing-masing.
Agus Wibowo menjelaskan jika daerah sudah menetapkan status keadaan darurat, maka status keadaan tertentu darurat yang dikeluarkan BNPB tidak berlaku lagi.
Penanganan kasus virus corona (Covid 19) pun semakin intens dilakukan. Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mereduksi sekaligus memberikan pengobatan terhadap mereka yang terpapar Covid-19.
Berdasarkan situs covid19.go.id, sebanyak 140 rumah sakit di Tanah Air dijadikan rujukan untuk penanganan pasien Covid-19. Ada pula sejumlah tempat yang dijadikan rumah sakit darurat.
Salah satunya, pemerintah resmi menjadikan Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, sebagai rumah sakit darurat untuk pasien Covid 19. Peresmian dilakukan langsung oleh Presiden Jokowi, Senin 23 Maret 2020. Begitu dibuka, Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran langsung menerima pasien.
Ada pula Rumah Sakit Darurat di Pulau Galang, Kepulauan Riau. Pulau tersebut dulunya merupakan tempat penampungan warga Vietnam. Tempat tersebut telah dirapikan dan bisa menampung 460 pasien. Sejumlah tempat milik pemerintah lainnya juga dijadikan tempat isolasi pasien yang terpapar Covid-19.