Liputan6.com, Jakarta Beragam inovasi yang digeber Kabupaten Banyuwangi selama 10 tahun terakhir menginspirasi para pejabat lingkup Mahkamah Agung RI. Sebanyak 56 ketua, wakil ketua serta administrator pengadilan se-Indonesia melakukan studi lapang berbagai program inovatif dari Banyuwangi.
Para pejabat Mahkamah Agung tersebut merupakan peserta Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Gelombang I Mahkamah Agung RI. Studi Lapangan (stula) yang digelar Jumat (19/9) dan diikuti langsung oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Kepala Pusat Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Diklat (Pendidikan dan Pelatihan) MA RI, Edward Simarmata mengatakan, para pejabat pengadilan se-Indonesia ini ingin mempelajari banyak hal dari Banyuwangi, terutama inovasi dalam pelayanan publik.
Advertisement
“Kami telah banyak mendengar hal-hal baik dan ide cemerlang dari Banyuwangi. Semangat ini yang kemudian kami harapkan bisa diadopsi para peserta untuk bisa diterapkan di tempat kerja masing-masing,” kata Edward.
Dikatakan Edward, ada beberapa inovasi yang ingin dipelajari para peserta dalam stula kali ini. Seperti inovasi kesehatan untuk ODGJ "Teropong Jiwa", program percepatan pelayanan publik di level pedesaan "Smart Kampung", program pendidikan "Siswa Asuh Sebaya (SAS)" dan "Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE)".
"Kami ingin mencari tahu lebih detail bagaimana Banyuwangi membuat inovasi publik. Apa yang membuat mereka melakukan inovasi, bagaimana mengatasi kendalanya, dan percepatannya seperti apa. Ini yang perlu kami ingin tahu, hingga tumbuh inovasi," kata Edward.
"Harapannya, ke depan kami juga bisa menciptakan inovasi-inovasi yang membuat layanan kami kepada masyarakat semakin baik," imbuhnya.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas menjelaskan bahwa perkembangan Banyuwangi dalam beberapa tahun terakhir tak lepas dari inovasi yang dikembangkan oleh daerah ini. Berbagai kendala yang ditemui, dicoba dipecahkan dengan program-program inovatif.
"Spirit inovasi terus kami pompa agar terinternalisasi di setiap OPD (Organisasi Perangkat Daerah). Bagi kami, inovasi adalah kunci meningkatkan kualitas pelayanan publik. Karena itu, pemkab mendukung berkembangnya inovasi pelayanan publik. Mulai dari sektor pendidikan, kesehatan, pelayanan kependudukan, hingga penguatan ekonomi. Inovasi terus kami kerjakan, walau kami akui masih ada kekurangan yang perlu dibenahi," kata Anas.
Menurut Anas, pembiasaan inovasi ini sangat dibutuhkan untuk menghadapi kondisi yang tidak normal, seperti saat menghadapi pandemi corona. Banyuwangi pun meluncurkan berbagai inovasi guna menghadapi situasi yang serba dinamis.
"Iklim novasi inilah yang sedang dibangun secara bertahap di Banyuwangi. Kini, antar dinas, antar desa, antar puskesmas saling memacu diri dan "bersaing" melakukan inovasi. Bersaing untuk mempercepat pelayanan ke masyarakat," jelasnya.
(*)