Sukses

5 Hal yang Terjadi Usai Banjir Bandang Sukabumi

Tak hanya membersihkan material lumpur sisa banjir bandang Sukabumi, warga dan tim gabungan berhasil menemukan dua korban hanyut.

Liputan6.com, Jakarta - Banjir bandang terjadi di Kecamatan Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat sekitar pukul 17.00 WIB pada Senin, 21 September 2020.

Usai banjir bandang, tim gabungan dari BPBD Kabupaten Sukabumi, TNI, Polri, Satpol PP, Dinas Kebersihan dan dibantu masyarakat membersihkan material lumpur.

Tak hanya membersihkan material lumpur sisa banjir bandang, warga dan tim gabungan berhasil menemukan dua korban hanyut.

Keduanya pun ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, Selasa (22/9/2020) siang.

"Dua jenazah sudah ditemukan di lokasi berbeda di aliran Sungai Cicatih," kata Kapolres Sukabumi AKBP Mokhamad Lukman Syarief di Posko Pengendalian Bencana Banjir Bandang di Desa Cibuntu, Selasa (22/9/2020).

Banjir bandang yang terjadi berdampak pula terhadap operasional PT Aqua Golden Mississippi yang berada di lokasi tersebut.

Berikut 5 hal yang terjadi usai banjir bandang di Sukabumi dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 6 halaman

Bersihkan Material Banjir Bandang

Tim gabungan dari BPBD Kabupaten Sukabumi, TNI, Polri, Satpol PP, Dinas Kebersihan dan dibantu masyarakat membersihkan material lumpur sisa banjir bandang Cicurug.

Tingginya intensitas hujan mengakibatkan air bah menghantam tiga kecamatan yakni Kecamatan Cidahu, Cicurug, dan Parungkuda sekitar pukul 17.00 WIB pada Senin, 21 September 2020.

Karena sangat besarnya debit air bah yang melalui kawasan tersebut, menghanyutkan pohon-pohon besar dan bebatuan yang mengenai rumah-rumah warga, lahan pertanian, kolam ikan.

Banjir bandang juga menyeret kendaraan roda dua dan empat, hingga menyebabkan 20 orang luka-luka.

 

3 dari 6 halaman

Operasional Pabrik Aqua Terdampak

Banjir bandang berdampak pula terhadap operasional PT Aqua Golden Mississippi yang berada di lokasi tersebut.

Banjir akibat dari meluapnya air Sungai Cipencit-Cicatih karena tidak dapat menampung volume air dari hujan lebat, lokasi produksi AQUA itu terpapar banjir bandang tersebut.

Menurut Corporate Communications Director Danone Indonesia Arif Mujahidin, perusahaan terus berkoordinasi dengan pihak berwenang dalam menangani masalah ini dan tetap menerapkan protokol keselamatan dan keamanan dengan mengikuti standar yang berlaku.

"Saat ini seluruh karyawan dalam kondisi aman. Sementara itu perusahaan segera melakukan berbagai langkah pengamanan untuk terus memastikan kualitas terbaik bagi konsumen dan pasokan produk dapat terus terpenuhi dengan kualitas yang tetap terjaga," kata Arif dalam siaran pers Bandung, Selasa (22/9/2020).

Arif mengaku otoritasnya telah melakukan penghentian sementara fasilitas produksi PT Aqua Golden Mississippi. Hal itu untuk memastikan keamanan dan keselamatan karyawan.

Selain itu Arif memastikan bahwa kondisi ini, tidak berdampak pada kualitas serta layanan produk AQUA. Sehingga pasokan untuk para konsumen tetap terpenuhi melalui fasilitas pabrik yang lain.

"Fokus kami selanjutnya saat ini adalah melakukan upaya penanganan di dalam pabrik terdampak dan bergotong royong dalam membantu terdampak banjir bandang ini," ujar Arif .

 

 

4 dari 6 halaman

Korban Hanyut Ditemukan

Warga Desa Tenjojaya, Kecamatan Cibadak, menemukan jasad seorang pria yang diduga korban banjir bandang Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Ketua Forum Koordinasi SAR Daerah FKSD Kabupaten Sukabumi, Okih Fajri, Selasa (22/9/2020) membenarkan kabar bahwa warga menemukan jasad proa dengan kondisi tertelungkup di bawah puing-puing.

"Ditemukan tertelungkup di bawah pepohonan dan rumah yang terbawa arus banjir bandang," kata Okih.

Menurut Okih, jasad seorang pria itu belum dikenali dan masih menunggu pihak keluarga yang melaporkan. Jasad korban ditemukan di Sungai Luewilieur, Desa Tenjojaya, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi atau sekitar 20 km dari tempat kejadian musibah.

Saat ditemukan kondisi korban masih segar dan diperkirakan belum lama meninggalnya atau kurang dari satu hari. Jenazah sudah dievakuasi ke RSUD Sekarwangi dan menunggu pihak keluarga yang mengenalinya.

Sungai Cibuntu yang menjadi hulu banjir bandang tersebut alirannya mengarah ke berbagai sungai di wilayah utara Kabupaten Sukabumi yang nantinya bermuara di Palabuhanratu. Lokasi jasad korban ditemukan merupakan satu aliran dengan sungai yang berada di Kecamatan Cicurug tersebut.

"Kondisi korban masih utuh dan segar, ada beberapa luka di bagian tubuhnya yang diduga saat terseret arus terbentu dengan benda keras lainnya seperti puing bangunan rumah, batang pohon dan bebatuan sungai," jelas Okih

Sementara itu, dua korban hanyut terseret banjir bandang di Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat berhasil ditemukan.

Saat ditemukan, kedua korban sudah dalam keadaan meninggal dunia. Dua jenazah ditemukan di aliran Sungai Cicatih, Sukabumi, Selasa siang.

"Dua jenazah sudah ditemukan di lokasi berbeda di aliran Sungai Cicatih," kata Kapolres Sukabumi AKBP Mokhamad Lukman Syarief.

Satu jenazah ditemukan di wilayah Desa Tenjojaya, Kecamatan Cibadak, sedangkan jenazah lainnya ditemukan di Desa Sundawenang, Kecamatan Parungkuda.

Menurutnya, keduanya dipastikan korban yang hanyut terseret arus saat bencana banjir bandang Senin kemarin, 21 September 2020.

Berdasarkan hasil identifikasi, korban bernama Hasyim (60) warga Kampung Cibuntu, Desa Pasawahan dan Jeje (60) warga Kampung Aspol, Kelurahan Cicurug.

"Di tubuh jenazah korban terdapat luka sobek di kepala dan muka, serta beberapa luka benturan batu," kata Lukman.

 

5 dari 6 halaman

Banjir Bandang Akibat Jebolnya Embung Lereng Gunung Salak

Wakil Bupati Sukabumi Adjo Sardjono menyebut banjir bandang di Sukabumi, Jawa Barat dipicu jebolnya embung di lereng Gunung Salak.

"Karena hujan deras dan disana ada embung kemudian jebol," kata Adjo ditemui di lokasi bencana, Selasa (22/9/2020).

Berdasarkan laporan yang dia terima, kondisi curah hujan sangat tinggi membuat embung jebol lantaran tidak dapat menampung debit air yang sangat tinggi. Akibatnya, air meluap dan terjadi banjir bandang.

"Saya juga belum sampai ke sana, menelusuri ke TNGHS, Perhutani. Cuma berdasarkan informasi dari tim investigasi, di sana ada semacam kolam penampungan air jebol," ucap dia.

Dampaknya, air bercampur lumpur, batu dan batang pohon menerjang kawasan pemukiman di tiga kecamatan yakni Kecamatan Cidahu, Cicurug, dan Parungkuda.

Rumah dan sawah rusak. Dua jembatan terputus, dan sejumlah kendaraan roda dua maupun empat ikut terseret.

 

6 dari 6 halaman

1.210 Orang Mengungsi

Akibat bencana alam ini, kata Adjo, 311 bangunan rusak, kurang lebih 299 Kepala Keluarga (KK) atau 1.210 jiwa mengungsi. Sementara 20 orang mengalami luka-luka.

"Kita ada posko penampungan dan logistik. Tapi sebagian sudah tinggal di keluarganya," ujar dia.

Untuk ke depan, Pemkab Sukabumi akan memberikan bantuan terhadap warga yang terdampak banjir bandang. Bagi rumahnya yang rusak berat akan dilakukan rehabilitasi dan rekontruksi.

"Sekarang sedang diinventarisir berapa jumlah korban dan rumah yang rusak ringan, sedang, dan berat sebagai acuan untuk menyalurkan bantuan," kata dia.

Senada, berdasarkan data sementara dari BPBD Kabupaten Sukabumi, curah hujan tinggi menyebabkan debit air Sungai Cibuntu meluap dan merendam ratusan unit rumah di dua kecamatan.

Empat rumah, empat unit kendaraan roda empat dan belasan sepada motor hanyut terbawa arus. Tiga orang warga Kampung Cibuntu, Desa Pesawahan, Kecamatan Cicurug hilang terseret banjir bandang.

Sebanyak 299 Kepala Keluarga (KK) atau 1.210 jiwa mengungsi. Sementara 20 orang mengalami luka-luka.

"Tim SAR gabungan masih melakukan pencarian korban hilang," kata Koordinator Pusat dan Pengendalian, BPBD Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna.

Daeng Sutisna menyebutkan, banjir bandang terjadi di dua kecamatan. Kecamatan Cicurug meliputi, Kampung Cibuntu di Desa Pasawahan, Kampung Cipari Desa Cisaat, Kampung Lio dan Kampung Nyangkowek Desa Mekarsari dan Perum Setia Budi Desa Bangbayang.

Kemudian di Kecamatan Parungkuda, banjir bandang menerjang pemukiman warga di Kampung Bojong Astana, Desa Langensari dan di Kampung Bantar, Desa Kompa.

Kecamatan Cicurug tercatat 4 unit rumah hanyut, 289 unit rumah terendam, 1 unit mobil dan motor hanyut. Sedangkan di Kecamatan Parung Kuda sebanyak 6 unit rumah terendam, 2 unit jembatan terputus, 1 unit mushola terendam, 9 unit kolam ikan terendam, dan 2 petak sawah terendam banjir.Â