Liputan6.com, Jakarta - Jumlah anak yang masuk sekolah pendidikan anak usia dini atau PAUD turun selama pandemi Covid-19. Hal itu diungkapkan oleh Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen PAUD Dasemen), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Jumeri.
Dia mengatakan, ada kemungkinan banyak orangtua yang sengaja menunda menyekolahkan anak ke PAUD.
Baca Juga
"Pada pandemi Covid-19 ini saya mendengar, melihat data, ada tren penurunan jumlah anak-anak kita, putra-putri kita yang masuk ke jenjang PAUD. Mungkin orangtua masih menunda untuk tidak memasukkan cepat," kata Jumeri dalam acara Penyaluran BOP PAUD dan Kesetaraan Tahap II secara daring, Selasa (22/9/2020).
Advertisement
Dia menduga masih banyak orangtua yang khawatir jika memasukkan anaknya ke PAUD selama masa pandemi Covid-19 ini.
"Mungkin (orangtua) masih harus berhati-hati dengan situasi yang ada," papar Jumeri.
Jumeri pun mengajak seluruh pemangku kepentingan dalam dunia pendidikan untuk bahu-membahu memberikan penyuluhan agar muncul kesadaran orangtua supaya mereka mendaftarkan anak-anaknya ke PAUD. Sebab, kata dia, anak usia PAUD begitu vital dalam pembentukan potensi diri yang akan berpengaruh di masa depan.
"PAUD, pendidikan anak usia dini merupakan fondasi dalam pengembangan sumber daya manusia untuk sukses, berhasil mencapai tujuan pada jenjang-jenjang berikutnya," ungkap Jumeri.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Masa Emas Anak
Jumeri mengungkap, berdasarkan sebuah riset, masa emas bagi anak-anak adalah sejak usia lahir hingga lima tahun. Pasalnya pada masa ini 80 persen pertumbuhan anak akan terjadi secara pesat.
"Jadi akan terjadi pertumbuhan pesat pada anak-anak kita. 50 persen di antaranya pada rentang usia lahir sampai empat tahun, dan diteruskan pada usia SD yang mengembangkan 80 persen potensi yang dimiliki. Sedangkan yang 20 persen akan diterima di jenjang-jenjang berikutnya," papar Jumeri.
Dia mengatakan, dari temuan ilmuwan tersebut dapat disimpulkan, anak pada usia PAUD mesti mendapatkan perhatian yang optimal.
"Apa makna dari hasil penelitian ini? Dapat kita artikan bahwa pada jenjang PAUD harus mendapatkan perhatian yang saksama," tutup Jumeri.
Advertisement