Liputan6.com, Jakarta - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo mengungkit kembali alasan kenapa dirinya dicopot sebagai orang nomor satu di TNI. Gatot mengatakan, pencopotan dirinya terkait perintah pemutaran film G30S/PKI.
Hal ini diungkap Gatot dalam sebuah diskusi yang diselenggarakan Forum Tanah Air dikutip dari channel Hersubeno Point, Sabtu 19 September 2020.
Dia mengaku tak ingin generasi muda saat ini acuh akan sejarah perjuangan bangsa melawan kekejian PKI. Maka berdasarkan data yang dimiliki, Gatot memberi kuliah umum dan memperkenalkan bahaya PKI dengan kata proxy war.
Advertisement
"Pada saat saya jadi Panglima TNI saya melihat itu semua, maka saya perintahkan jajaran saya untuk menonton G30SPKI," ujar Gatot Nurmantyo.Â
Menurut Gatot, seorang sahabat dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) lantas memberinya peringatan. Dia diminta menghentikan perintah tersebut apabila tidak ingin dicopot dari jabatan sebagai Panglima TNI.
"Saya bilang terima kasih, tapi di situ saya gas karena ini adalah benar-benar berbahaya. Dan memang benar-benar saya diganti," ujar Gatot.
Lantas, apa tanggapan Istana terkait pernyataan mantan Panglima TNI Gatot Nurmanto soal pencopotan dirinya?Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Bukan karena Perintah Nonton G30S PKI
Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden Donny Gahral Adian membantah pergantian Gatot Nurmantyo sebagai Panglima TNI karena perintah menonton film G30S/PKI. Menurut dia, pergantian pimpinan TNI pasti dilakukan jika masa jabatannya sudah habis.
"Kalau untuk itu kan karena memang masa jabatan Pak Gatot sudah selesai dan memang sudah waktunya pergantian rutin pimpinan TNI. Jadi tidak ada hubungannya sama sekali dengan pemutaran G30S," kata Donny kepada wartawan, Kamis (24/9/2020).
Advertisement
Masa Tugas Akan Berakhir
Lebih lanjut Donny mengungkapkan, bahwa pergantian tersebut karena memang masa tugas Panglima TNI Gatot Nurmantyo akan segera berakhir.
Dia menilai pernyataan Gatot terlalu jauh dan kebablasan mengaitkan pergantian dirinya lantaran perintah pemutaran film G30S/PKI.
Donny memastikan bahwa pergantian Gatot Nurmantyo ke Marsekal Hadi Tjahjanto tidak dilakukan di tengah jalan.
"Kita tahu semua pimpinan apakah TNI-Polri pasti kan ada masa jabatan dan ketika memang masa itu berakhir kan pasti akan ada pergantian. Kan beliau tidak dicopot di tengah jalan kan?" ujarnya.
Tepis Hari Lahir Pancasila karena Keinginan PKI
Donny juga menepis pernyataan Gatot soal penetapan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila karena keinginan PKI.
Dia menjelaskan bahwa 1 Juni adalah hari saat Presiden Soekarno berpidato tentang Pancasila di sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Untuk itu, ditetapkanlah 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila untuk menghormati momentum tersebut. Dia menilai pernyataan Gatot Nurmantyo terlalu halusinatif.
"Ini kan hanya memperingati satu momen sejarah yang perlu diketahui oleh generasi muda kita supaya paham bahwa Pancasila itu tidak hadir secara tiba-tiba tapi ada prosesnya. Jadi tidak ada hubungannya dengan PKI. PKI siapa yang menginginkan itu dirayakan 1 Juni?" jelas dia.
"Jadi sekali lagi, itu agak halusinatif dan terlalu jauh menghubungkan antara hari lahir Pancasila dengan PKI," sambung Donny.
Sebelumnya, dalam tayangan YouTube, Rabu 23 September kemarin, Gatot menuding tanda-tanda kebangkitan PKI masih terlihat. Hal itu dengan penetapan hari kelahiran Pancasila pada 1 Juni.
"Selanjutnya semakin nyata sekarang ini pada saat saya menjabat mengganti hari kelahiran pancasila 1 Juni. 1 Juni ini adalah konsep trisila dan ekasila yang disampaikan Bung Karno. Maka mereka sudah investasi dulu. Jadi secara tidak langsung hampir seluruh bangsa memperingati hari kelahiran Pancasila 1 Juni," tutur dia.
Advertisement