Sukses

Cerita Febri Diansyah Seminggu Memikirkan Surat Pengunduran Diri ke KPK

Febri Diansyah mengaku bingung untuk memulai pembicaraan soal bulatnya keputusannya mundur dari KPK.

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah mengaku tak mudah memutuskan mundur dari jabatan Kepala Biro Humas KPK.

Dia mengatakan, sebelum akhirnya menulis surat pengunduran diri, dia sempat menemui salah satu pimpinan KPK, Nawawi Pomolango. Hanya kepada Nawawi dia menceritakan soal keputusan yang dia sebut sangat berat.

"Sekitar sebulan sebelum surat (resign) itu dikirim, saya bertemu Pak Nawawi, diskusi panjang tentang KPK. Saya dua kali bertemu dengan Pak Nawawi," ujar Febri berbincang santai dengan Liputan6.com, Minggu (27/9/2020).

Dalam pertemuan pertama, Febri Diansyah menceritakan apa yang dia rasakan di lembaga antirasuah pasca-revisi UU KPK. Saat itu juga Febri menceritakan keinginannya untuk mengundurkan diri dari lembaga yang dia sebut sangat dicintainya itu.

Setelah pertemuan pertama tersebut, sebulan kemudian, atau pada Senin 21 September 2020, Febri memutuskan untuk memberikan surat pengunduran dirinya kepada Nawawi.

Febri mengaku, saat membuat surat pengunduran diri, banyak hal berkecamuk di pikirannya. Dia mengaku butuh waktu satu minggu untuk menyelesaikan surat yang hanya selembar tersebut.

"Ya memang sulit menulis surat itu, seminggu enggak selesai-selesai, ada yang bilang itu seperti surat 'putus cinta', padahal, ya, tidak begitu juga," kata Febri Diansyah.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Bingung memulai pembicaraan

Febri mengatakan, saat memberikan surat tersebut kepada Nawawi, suasana di ruang kerja Nawawi sempat hening. Saat itu Febri mengaku bingung untuk memulai pembicaraan soal bulatnya keputusannya mundur dari KPK.

"Saya juga bingung mau bicara apa. Kami sama-sama diam, sampai kemudian saya mulai lagi pembicaraan, 'Pak, sekali pun saya keluar, saya tetap akan berupaya secara sungguh-sungguh menjaga KPK," terang Febri.

Sementara itu, Nawawi Pomolango mengaku tak bisa meminta Febri untuk tetap 'mendampinginya' bekerja memberantas tindak pidana korupsi. Meski Nawawi mengaku akan kehilangan sahabat berdiskusi.

"Saya harus menghormati sikap yang tetap diambil Mas Febri. Saya pikir, kita harus menghargai pemikiran setiap orang," kata Nawawi kepada Liputan6.com.