Liputan6.com, Jakarta - Putra mantan pimpinan militan Gerakan Aceh Merdeka atau GAM di Aceh Nurdin Ismail alias Din Minimi lulus seleksi menjadi prajurit Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD).
Din Minimi pun bersyukur sang putra bisa lolos seleksi menjadi prajurit TNI AD.
Baca Juga
"Saya sangat bersyukur, sangat bahagia anak saya yang pertama ini bisa lulus seleksi TNI AD, ini harapan baru bagi saya," kata Din Minimi di Banda Aceh, Sabtu, 26 September 2020.
Advertisement
Dia bercerita, kisah sang putra yang bernama Rizki Maulana hingga akhirnya bisa lolos seleksi. Menurut Din, perjuangan putranya lulus seleksi TNI AD tidak lepas dari peran Sutiyoso dan Danrem 011/Lilawangsa Mayjen TNI A Daniel Chardin.
Keduanya dianggap Din telah membuka wawasannya tentang menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Berikut 5 hal terkait putra eks mantan pimpinan GAM yang lulus seleksi menjadi prajurit TNI AD dihimpun Liputan6.com:
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Putra Pertama
Atas kelulusan putranya yang bernama Rizki Maulana jadi prajurit TNI AD, Din Minimi menggelar acara syukuran di kediamannya kawasan Lamdom, Banda Aceh.
Panglima Kodam (Pangdam) Iskandar Muda Mayjen TNI Hassanudin turut hadir memenuhi undangannya dengan tetap mematuhi protokol kesehatan Covid-19.
Putra Din Minimi yang lulus seleksi sekolah calon bintara (Secaba) PK TNI AD tahun 2020 tersebut bernama Rizki Maulana.
Dia kelahiran 12 Oktober 2002, anak pertama dari tiga bersaudara, pasangan Din Minimi dan Herlinawati.
Rizki telah berada di Rindam Iskandar Muda di Mata Ie Aceh Besar untuk persiapan pendidikan.
Advertisement
Ada Peran Sutiyoso
Din Minimi merupakan warga Desa Ladang Baro, Kecamatan Julok, Aceh Timur. Dia tercatat sebagai mantan pimpinan Gerakan Aceh Merdeka di Aceh Timur, yang 28 Desember 2015 lalu menyerahkan diri setelah berdialog dengan Kepala Badan Intelijen Negara Letjen TNI (Purn) Sutiyoso, pada masa itu.
Ia menjelaskan, perjuangan putranya lulus seleksi TNI AD tidak lepas dari peran Sutiyoso dan Danrem 011/Lilawangsa Mayjen TNI A Daniel Chardin, yang membuka wawasannya tentang menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pada 2013, kata Din, dirinya masih bergeriliya di hutan Aceh Timur dan Aceh Utara. Ia mendapat kesempatan berbicara melalui sambungan selular dengan Danrem 011 Lilawangsa Daniel Chardin, yang kini menjabat sebagai Wadanpussenif Kodiklatad.
Dalam pembicaraan itu, lanjut Din, Danrem 011 Lilawangsa tersebut meminta agar putra pertamanya tersebut menjadi abdi negara, baik sebagai personel Polri atau prajurit TNI.
"Itu disampaikan Pak Daniel saat saya masih di gunung melalui telefon. Bahkan sampai beliau juga datang ke rumah saya," kata Din seperti dikutip dari Antara.
Pilihan Sang Putra
Saat berbicang itu, Rizki Maulana masih duduk di bangku kelas dua MTsN Julok Aceh Timur.
Kemudian, kata Din, setelah dia dan 120 anggota menyerah, dirinya langsung mempersiapkan putranya itu untuk menjadi seorang abdi negara.
"Dia sendiri yang memilih ingin masuk TNI, saya hanya memberi pilihan kepada dia," kata Din.
"Sejak turun gunung itu saya langsung membina dia, mulai dari latihan fisik, kesehatan, mental, ideologinya, saya ajari dia supaya dalam NKRI. Dibantu juga sama teman-teman Koramil," sambung dia.
Advertisement
Ada Peran Pangdam IM
Selain itu, kata Din, Pangdam IM Mayjen TNI Hassanudin juga pernah mengarahkan kepada dirinya agar anaknya benar-benar dipersiapkan sebaik mungkin, dengan harapan dapat lulus dalam seleksi Secaba PK TNI AD tahun 2020.
"Kata Panglima waktu itu, apabila anak saya dipersiapkan dengan baik, semua persyaratannya baik, bagus, pasti akan lulus," terang dia.
"Kelulusan anak saya ini harapan baru bagi saya, apalagi Panglima mengarahkan anak saya ke arah jalan yang tepat. Anak saya sudah saya serahkan untuk mengabdi kepada negara," tutur Din.
Sudah Disiapkan Lama
Pangdam IM Mayjen TNI Hassanudin mengatakan bahwa Din Minimi telah mempersiapkan putranya itu dengan baik, sehingga berhasil lulus dalam seleksi Secaba PK TNI AD tahun 2020.
Tentu, kata Pangdam IM, dengan mengikuti serangkaian seleksi yang panjang, ketat, serta adil dan transparan.
"Memang putranya beliau memenuhi syarat dan kriteria yang kita harapkan. Tentunya hal ini disiapkan beliau dari jauh hari, mulai syarat fisik, mental, akademik, dan lain sebagainya," kata Hassanudin.
"Sehingga saya sebagai Pangdam IM merasa senang, merasa bangga bahwa putra daerah seperti anak Pak Din ini menyiapkan diri untuk menjadi re-generasi TNI AD," jelas dia.
Advertisement