Liputan6.com, Jakarta Gelombang penolakan dari massa buruh terkait pengesahan Rancangan Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja atau RUU Cipta Kerja terus mengalir. Masyarakat beramai-ramai turun ke jalan.
Seperti yang dilakukan oleh massa yang tergabung dalam Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) di Jalan Gerbang Pemuda, Kamis (8/10/2020).
Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Heru Novianto pun turun tangan membujuk massa buruh agar mengurungkan niat menggelar unjuk rasa di tengah pandemi Covid-19.
Advertisement
Perwakilan SBSI diajak Kapolres masuk ke Gedung DPR/MPR. Saat itu, Heru menyampaikan keadaan DPR/MPR sedang kosong.
"Nah mereka meminta akan mengecek ke dalam, apakah benar anggota dewan lagi reses. Kita antar dan ternyata memang benar di dalam masih tidak ada anggota dewan karena reses sampai tanggal 8 November 2020," tutur Heru di Jalan Gerbang Pemuda, Kamis (8/10/2020).
Walhasil, koordinator massa buruh memberikan instruksi ke anggota SBSI yang lain untuk membubarkan diri. Terpantau, di lokasi memang tak lagi tampak peserta unjuk rasa.
"Akhirnya mereka kembali dan menyatakan kepada teman-temannya untuk kembali pulang . Jadi sekarang ini alhamdullilah mereka ini sadar memang di dalam tidak ada anggota dewan dan mereka mengajak ke rumah masing masing," ucap Kapolres.Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Ribuan buruh di Garut Jawa Barat berdemo menentang disahkannya RUU Cipta Kerja. Mereka memblokade jalan menuju Bandung dan menutup akses masuk ke Pabrik. Mereka juga mengajak buruh yang mau masuk kerja berdemo.
Buruh SBSI Balik Kanan Saat Tahu Gedung DPR Kosong
Sebelumnya, massa buruh yang tergabung dalam Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) dihalau jajaran Polres Metro Jakarta Pusat di Jalan Gerbang Pemuda, Tanah Abang, Jakarta Pusat, saat akan bergerak menuju Gedung DPR/MPR.
Mereka ingin menyuarakan penolakan atas disahkannya Rancangan Undang-Undang (RUU) Omnibus Law Cipta Kerja (Ciptaker) lewat rapat paripurna DPR yang digelar Senin, 5 Oktober kemarin.
Dari pantauan Liputan6.com, buruh awalnya mendengarkan aba-aba yang disampaikan oleh orator di atas mobil komando.
Seorang orator mengingatkan massa agar menggunakan atribut SBSI. Hal ini untuk meminimalkan masuknya penyusup di tengah-tengah peserta unjuk rasa.
"Tolong yang hadir di sini jangan lupa pakai baju kebanggaan kita, baju SBSI. Ini biar kami mudah mengenali. Hati-hati penyusup yang mengatasnamakan peserta unjuk rasa," ucap orator.
Pada sisi lain, kepolisian membuat barikade menutup ruas jalan menuju ke Gedung DPR/MPR. Mereka berbaris di bawah Fly Over Senayan dengan atribut lengkap, seperti helm, rompi, serta tameng di bawah Fly Over Senayan. Antara buruh dan polisi hanya berjarak 50 meter.
Advertisement