Sukses

Istana Imbau Pendemo yang Menolak RUU Cipta Kerja Tidak Rusak Fasilitas Umum

Donny pun menyerahkan kepada pihak berwajib jika para pendemo melakukan tindakan melanggar hukum saat menyalurkan aspirasi.

Liputan6.com, Jakarta - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan Donny Gahral Adian meminta para buruh dan mahasiswa tetap melakukan aksi dengan damai dan sesuai protokol kesehatan. Donny pun mengimbau agar mereka tidak merusak fasilitas umum saat menyuarakan aspirasi menolak RUU Cipta Kerja.

"Jadi kita mengimbau agar pendemo tidak melakukan kekerasan dan merusak yang akhirnya yang rugi rakyat sendiri," kata Donny saat dihubungi, Kamis (8/10/2020).

Donny pun menyerahkan kepada pihak berwajib jika para pendemo melakukan tindakan melanggar hukum saat menyalurkan aspirasi.

"Kalau sudah vandalisme merusak fasilitas umum merugikan masyarakat tentu saja ada ketentuan perundang-undangan dilanggar jadi yah kita proporsional dalam menyikapi demo ini," ungkap Donny.

Sebelumnya diketahui ribuan mahasiswa telah menyerukan penolakan terhadap RUU Cipta Kerja di sejumlah titik di Ibu Kota, termasuk di depan Istana Merdeka. Mereka mendesak Presiden Joko Widodo mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang (Perppu) Cipta Kerja.

Aksi tersebut pun sempat ricuh. Polisi menghujani para demmonstran dengan gas air mata untuk melerai massa aksi dari mahasiswa maupun buruh yang memaksa mendekat ke Istana.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Masih Memanas

Sementara itu, massa demo menolak pengesahan Omnibus Law UU Cipta Kerja kembali menunjukkan perlawanan terhadap aparat keamanan di kawasan simpang Harmoni, Jakarta Pusat, sekitar pukul 17.00 WIB, Kamis (8/10/2020), .

Berdasarkan siaran langsung di akun Youtube Kompas TV, kepulan asap dari gas air mata yang ditembakkan berkali-kali oleh petugas kepolisian tidak menyurutkan nyali massa. Mereka menolak untuk terus mundur dan bertahan di satu titik.

Gema takbir dan salawat Nabi pun disuarakan massa demo di tengah letusan gas air mata yang terus ditembakkan petugas. Mereka juga menghadapi polisi sambil mengibarkan bendera merah putih.

"Allahuakbar, allahuakbar. Shalatullah salamullah, 'ala thoha rasulillah..," suara demonstran bersahut-sahutan.