Sukses

Demo RUU Cipta Kerja Berujung Rusuh, Polisi Amankan 1.192 Orang

Yusri menjelaskan, orang-orang yang diamankan terjaring razia yang digelar kepolisian dari 7 Oktober sampai 8 Oktober 2020.

Liputan6.com, Jakarta - Pengesahan Rancangan Undang-undang (RUU) Omnibus Law Cipta Kerja (Ciptaker) mengundang reaksi dari buruh dan mahasiswa. Tak sedikit dari mereka turun ke jalan menyampaikan aspirasinya.

Di berbagai daerah demonstrasi itu berujung ricuh salah satunya di DKI Jakarta. Polisi pun menangkap massa yang diduga bertindak anarkis.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus mencatat hingga saat ini peserta unjuk rasa yang diamankan di sekitaran DKI Jakarta berjumlah 1.192 orang.

"Sampai dengan saat ini memang ada 1.192 yang telah kita amankan sebelum dilakukan demo ini memang kita melakukan razia," kata dia di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (9/10/2020).

Yusri menjelaskan, orang-orang yang diamankan terjaring razia yang digelar kepolisian dari 7 Oktober sampai 8 Oktober 2020. Polisi menyebut mereka adalah kelompok Anarko.

"Kita ketahui pada pengalaman-pengalaman sebelumnya memang ada demo dan berakhir kerusuhan ada indikasi itu ditunggangi oleh orang-orang yang memang Anarko. Kelompok Anarko yang memang membuat keributan," ucap dia.

Yusri menjelaskan, kelompok perusuh datang dari beberapa wilayah seperti Purwakarta, Karawang, Bogor, dan Banten.

"Datang ke Jakarta memang tujuannya untuk melakukan kerusuhan. Itu bukan dari kelompok buruh tapi ada kelompok-kelompok sendiri yang datang untuk merusuh," ucap dia.

Saksikan video di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Didominasi Pelajar

Yusri menerangkan, kelompok Anarko yang datang ke Jakarta pada unjuk rasa kemarin didominasi oleh pelajar. Yusri menuding ada pihak yang mengakomodir mereka.

"Bahkan didominasi oleh anak-anak STM yang dia tidak tahu apa itu UU Ciptaker yah dia tahu ada undangan untuk datang disiapkan tiket kereta api, disiapkan truk, disiapkan bus kemudian nantinya akan ada uang makan untuk mereka semua. Ini yang dia tahu. Ini yang kita dalami semuanya," ucap dia.

Menurut Yusri, Anarko bukanlah profesi, tapi orang yang berniat melakukan kerusuhan.

"Siapa-siapa saja mereka ada yang pelajar, ada yang pengangguran, pelajarnya pelajar STM, hampir setengahnya pelajar STM, ada juga mahasiswa, pekerja, dan buruh di situ," ucap dia.