Sukses

Anies Baswedan Khawatir Demo UU Cipta Kerja Jadi Klaster Baru Covid-19

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku khawatir adanya potensi penambahan kasus positif Covid-19 akibat demo penolakan Undang-Undang Cipta Kerja pada Kamis (8/10/2020).

Liputan6.com, Jakarta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku khawatir adanya potensi penambahan kasus positif Covid-19 akibat demo penolakan Undang-Undang Cipta Kerja pada Kamis (8/10/2020).

Dia menyatakan lonjakan kasus tersebut bisa terjadi pada seminggu atau dua minggu pasca aksi demo tersebut.

"Karena kalau ada kejadian, itu tidak langsung muncul, tapi satu sampai dua pekan setelahnya. Mudah-mudahan tidak terjadi," kata Anies di kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat, Sabtu (10/10/2020).

Sementara itu, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menyatakan terdapat puluhan halte Transjakarta yang menjadi korban kerusakan akibat demo penolakan.

Anies menyebut dari puluhan halte yang rusak tersebut tiga diantara masuk dalam kategori rusak berat dan perlu dilakukan perombakan total.

"Jadi ada 46 halte yang mengalami kerusakan kemudian ada tiga halte yang rusak berat. Ini seperti Halte di Bundaran HI, Tosari sama Sawah Besar," ucapnya.

Dia menjelaskan pembersihan fasilitas publik dampak demo sudah dilakukan oleh sejumlah SKPD DKI Jakarta. Untuk perbaikannya akan segera dilakukan, yakni dengan dibagi menjadi dua bagian.

Sebagian halte ditutup untuk dilakukan rekontruksi dan bagian lain tetap digunakan untuk aktivitas penumpang.

"Setelah itu baru separuh berikutnya di rekontruksi. Jadi nanti akan ada pemasangan lantai sementara, dinding sementara, untuk separuh dan separuh lainnya ditutup total untuk diperbaiki sampai tuntas," jelasnya.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Demo Anarkis

Sebelumnya, jutaan buruh melakukan aksi mogok nasional dan memilih turun ke jalan menolak RUU Cipta Kerja. Begitu juga elemen masyarakat lainnya, seperti pelajar dan mahasiswa. Namun tak sedikit, aksi demonstrasi yang semula damai berujung anarkis.

Di ibu kota, kerusuhan terus meluas di beberapa tempat hingga Kamis (8/10/2020) malam. Bentrokan antara massa perusuh dengan aparat keamanan tak terhindarkan.

Sejumlah fasilitas umum tak luput dari amukan massa yang beringas. Gedung Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjadi salah satu sasaran amuk massa. Mereka melempari kaca gedung dengan batu dan benda keras lainnya. Mereka juga membakar sebagian bangunan.