Liputan6.com, Jakarta Kepolisian masih menjaga ketat ruas Jalan Budi Kemuliaan dan Abdul Muis, Jakarta. Lokasi itu menjadi salah satu titik kericuhan antara demonstran dengan polisi.
Sebelumnya, massa yang mengastanamakan Aliansi Nasional Anti Komunis atau ANAK NKRI dan ormas lainnya menggelar demonstrasi menolak RUU Cipta Kerja di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Selasa (13/10/2020).
Unjuk rasa itu diduga disusupi kelompok perusuh. Mereka terlibat bentrok dengan petugas saat hendak dibubarkan.
Advertisement
Massa kemudian melempari kepolisian dengan batu. Kepolisian membalas dengan menembakkan gas air mata untuk memukul mundur massa.Â
Kelompok massa demonstran tersebut kemudian mundur dari area tersebut. Hingga kini jalur masih steril untuk kendaraan umum.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Ratusan Demonstran RUU Cipta Kerja Reaktif Covid-19, Terbanyak di Jakarta
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan, terdapat ratusan demonstran aksi unjuk rasa penolakan RUU Cipta Kerja pada pekan lalu yang reaktif virus corona.
Ratusan demonstran yang tersebar di berbagai provinsi ini menjalani tes cepat atau rapid test Covid-19 saat diamankan aparat kepilisian. Deminstran yang reaktif Covid-19 paling banyak ada di DKI Jakarta.
"Dari data sementara masa yang diamankan oleh pihak kepolisian dan TNI yang mengawal jalannya demonstrasi di beberapa provinsi, Satgas sangat memprihatinkan dengan ditemukannya 21 dari 253 demonstran reaktif di Sumatera Utara," ujar Wiku dalam konferensi pers di Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (13/10/2020).
Kemudian, terdapat 34 dari 1.192 demonstran dinyatakan reaktif Covid-19 di DKI Jakarta. Sebanyak 24 dari 650 demonstran reaktif di Jawa Timur. Lalu, 30 dari 261 demonstran reaktif Covid-19 di Sulawesi Selatan.
"13 dari 39 demontrans reaktif di Jawa Barat. 1 dari 95 orang yang diamankan reaktif di daerah DI Yogyakarta. Dan hasil testing demonstran di Jateng yang masih dalam tahap konfirmasi," jelas Wiku.
Menurut dia, jumlah ini diprediksi akan terus meningkat hingga 3 pekan ke depan. Hal ini mengingat penyebaran virus corona antarmanusia terjadi begitu cepat.
"Karena peluang adanya penularan Covid-19 dari demonstran yang positif Covid-19 ke demonstran lainnya," ucap dia.
Advertisement