Liputan6.com, Jakarta - Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, kepolisian sedang memburu orang-orang yang diduga menggerakan pelajar untuk ikut berunjuk rasa menolak UU Cipta Kerja. Yusri menemukan bukti pesan-pesan bernada provokatif di handphone para pelajar yang diamankan.
"Bukti-bukti yang kita temukan dari handphone pun ada. Bahkan di grup mereka pun ada. Mereka ada yang tanggal 8 Oktober sudah ikut, sekarang berangkat lagi," ujar dia di Polda Metro Jaya, Rabu (14/10/2020).
Kepolisian mengamankan 1.377 orang yang berbuat onar di tengah-tengah aksi demonstrasi menolak RUU Cipta Kerja, Selasa (13/10/2020). Yusri menerangkan, 80 persen diantaranya masih berstatus pelajar. Menurut Yusri, mereka dihasut oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk bertindak anarkis.
Advertisement
"Kasihan, ini yang akan kita selidiki semuanya. Jangan jadi korban anak-anak kita ini, anak-anak SMP yang diajak untuk melakukan kerusuhan," terang dia.
Yusri menerangkan, kepolisian telah mengantongi bukti adanya kendaraan-kendaraan yang dibayar untuk mengantarkan pelajar ke lokasi unjuk rasa UU Cipta Negara.
"Ada yang mendrop mereka, juga makanan. Kendaraan-kendaraan sudah kita deteksi, nah ini modus baru lagi sekarang ini. Ada yang menggunakan kendaraan ambulans yang bebas bergerak ini," ujar dia.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Temukan Kendaraan Suplai Makanan
Yusri menerangkan, pihaknya juga menemukan kendaraan-kendaraan pribadi yang turut menyiapkan makanan untuk pendemo. "Bahkan ada indikasi menyiapkan alat-alat batu untuk melempar saat demonstrasi," ujar dia.
Yusri menerangkan, kepolisian sebetulnya telah mencegah para pelajar ikut berunjuk rasa. Di Bundaran HI misalnya, kepolisian menemukan satu truk yang isinya pelajar.
"Kami sudah razia pun di dalam tasnya ada yang membawa ketapel, ada yang membawa batu, macam-macam. Bahkan yang diamankan Polres Jakpus ada yang membawa golok," tandas dia.
Advertisement