Sukses

Bukan IPK Tinggi, Ini Tips Menkeu Sri Mulyani untuk Meraih Kesuksesan

Sri Mulyani mengatakan, pernah ada wisudawan STAN terbaik, tapi dia tidak sukses. Dia tergelincir karena dia stuck menjadi wisudawan terbaik saja.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani menghadiri wisuda akbar Politeknik Keuangan Negara (PKN) Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) secara virtual. Dalam pidatonya, ia menekankan bahwa tingginya Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) seseorang tidak bisa menjamin kesuksesan. Menurutnya, untuk menggapai kesuksesan, seseorang harus memiliki soft skill. Sebab, soft skill sangat diperlukan di dunia kerja.

“Karena yang akan membuat (seseorang) sukses bukan IPK. Jadi bukan IPK tertinggi yang penting, tapi soft skill paling penting untuk menghadapi dunia kerja,” kata Sri Mulyani, Rabu (14/10/2020).

Sri Mulyani mengatakan bahwa ada banyak wisudawan yang lulus dengan IPK tinggi, namun tidak menjadi orang sukses. Menurutnya, hal itu dikarenakan tidak adanya soft skill. Dia mengatakan, setiap orang perlu memiliki kemampuan untuk beradaptasi, serta bertahan menjalankan komitmen. Sekalipun pada situasi tidak menyenangkan.

“Banyak orang yang IPK tinggi, tapi tidak sukses bekerja. Itu karena tidak punya soft skill terbaik,” ujarnya.

“Pernah ada wisudawan STAN terbaik, tapi dia tidak sukses. Dia tergelincir karena dia stuck menjadi wisudawan terbaik saja, tidak mempertajam skill dan menimba ilmu,” tambahnya.

Oleh karena itu, ia meminta para wisudawan PKN STAN untuk selalu mawas diri, sekalipun menjadi lulusan terbaik. Dia meminta para wisudawan untuk selalu bersyukur. Pasalnya, hanya sembilan persen masyarakat Indonesia yang bisa melanjutkan pendidikan hingga ke jenjang perguruan tinggi.

“Pesan saya, jangan berpuas diri meskipun anda wisudawan terbaik. Jangan sombong, kalian harus bersyukur karena kalian elit 9 persen. Hanya 9 persen masyarakat Indonesia yang mampu meneruskan (pendidikan) ke perguruan tinggi,” ujar Sri Mulyani.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Penikmat Uang Negara

Selain itu, ia juga berharap para wisudawan bisa menggunakan ilmu yang sudah dipelajari untuk mengubah dunia, khususnya mengubah Indonesia menjadi negara maju, adil, sejahtera, dan bermartabat. Menurutnya, para wisudawan harus sadar bahwa mereka kuliah dibiayai oleh negara.

“Karena kalian punya keberuntungan menuntut ilmu, kalian dituntut untuk membangun dan memperbaiki bangsa ini. Apalagi kalian menggunakan uang negara, ujarnya.

“Itu uang negara dari pajak, nonpajak, bea cukai, nonbea cukai, dan utang. Ibaratnya kalian penikmat uang negara,” tambahnya.

Oleh karena itu, ia mengajak seluruh wisudawan untuk menjadi calon pemimpin yang bisa melindungi masyarakat Indonesia. Dia berharap, para wisudawan sadar jika Indonesia sangat membutuhkan pemikiran, dedikasi, dan skill dari anak bangsa agar Indonesia bisa menjadi negara maju.

“Kita harus fokus bagaimana supaya masyarakat terlindungi dan produktif. Kalau kalian keliling dunia, bisa dilihat bahwa Indonesia masih butuh kita bangun,” tuturnya.

PKN STAN mewisuda 3.231 mahasiswanya. 70 persen dari 3.231 wisudawan tersebut lulus berpredikat ‘Dengan Pujian’.

Reporter: Rifa Yusya Adilah

Sumber: Merdeka.com