Liputan6.com, Jakarta - Empat relawan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) diduga dianiaya aparat kepolisian usai demo tolak UU Cipta Kerja. Mereka mengalami kekerasan tak jauh dari gedung PP Muhammadiyah, Jakarta Pusat.
Ketua MDMC Bekasi menceritakan, kejadian terjadi sekitar pukul 20.00 WIB. Saat itu kondisi di depan Gedung PP Muhammadiyah, Menteng Raya sudah sepi dari massa aksi.
"Jam 8 malam itu kondisi di depan PP Muhammadiyah itu sudah kondusif, sudah sepi, teman-teman yang 4 orang itu lagi memantau kondisi di luar, foto, video," ujar Ketua MDMC saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (14/10/2020).
Advertisement
Saat keempat relawan MDMC tengah mengabadikan suasana di depan Gedung PP Muhammadiyah, tiba-tiba dari arah Cut Mutia datang gerombolan aparat kepolisian dengan menggunakan motor trail dan mobil.
"Nah tidak lama kemudian karena memang fokusnya ke arah Tugu Tani, tiba-tiba dari arah belakang, Brimob sama Resmob datang, teman-teman tidak bisa kembali (ke Gedung PP Muhammadiyah), padahal jarak hanya sekitar 5 meter dari gerbang PP Muhammadiyah," kata dia.
Dia menyebut, para relawan yang tidak bisa kembali ke Gedung Muhammadiyah itu langsung ditabrak oleh pasukan motor polisi. Bahkan seorang pengemudi ojek online pun disebutkan menjadi korban pemukulan aparat.
"Mereka tidak sempat masuk ke dalam, dan pada waktu itu sudah digeruduk, pasukan motor sudah naik ke trotoar, ada anggota kami yang ditabrak, di situ juga ada beberapa orang yang pakai baju ojek online langsung dipukuli sama aparat, saya tidak tahu itu pelaku (aksi) atau bukan, mereka ada di sana, jadi di sana langsung dipukuli, ditendang, ada anggota kita yang ditendang sampai hidungnya agak patah, awalnya bengkok," kata dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kepala Bocor dan Hidung Ditendang
Dia menyebut, salah satu relawan yang ditabrak menggunakan motor oleh aparat kepolisian, kepalanya bocor. Dua anggota lainnya ditendang sampai hidungnya berdarah, dan satu korban hanya mengalami luka lebam.
"Kebetulan memang kita juga sudah mau bubar, mau pulang ke rumah masing-masing, tiba-tiba saya dapat info anggota dimasukin ke dalam mobil tahanan, saya keluar, saya negosiasi dengan aparat bahwa memang kita murni tim medis sesuai dengan anjuran dan instruksi PP Muhammadiyah," kata dia.
Dia menyebut, keempat tim media tersebut sempat digelandang ke dalam mobil tahanan usai mengalami kekerasan. Dia pun mencoba berdiskusi dengan aparat yang hendak membawa keempat relawan agar tak dibawa ke pos polisi.
"Kita negosiasi dengan kepolisian dan bisa keluar dalam kondisi, ya, seperti itu, saya langsung bawa rujuk ke RS Cempaka Putih, sudah di CT scan, dan alhamdulillah untuk sementara hasilnya bagus, tidak ada gegar otak. Tapi tadi saya lihat teman-teman salah satunya masih bengkak hidungnya," kata dia.
Yang sangat disayangkan oleh MDMC dan PP Muhammadiyah adalah saat kejadian keempat relawan tersebut menggunakan atribut relawan MDMC. Hanya saja aparat kepolisian seolah tak peduli bahwa mereka merupakan relawan.
"Semua itu pakai baju relawan MDMC Kota Bekasi, kita dilengkapi helm, masker sesuai medis, tanpa pandang bulu mereka hantam relawan kita, sampai helm pecah, tendang muka sampai masker dari plastik yang ada filter untuk gas pecah karena ditendang," kata dia.
Advertisement