Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mengajak seluruh santri pada khususnya dan umat Islam pada umumnya, untuk memaknai lebih dalam tentang Hari Santri. Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengatakan bahwa Hari Santri mengingatkan kembali bagaimana umat Islam, ulama atau kiai, dan santri berjuang dengan hukumnya wajib dan fardu kifayah, untuk mempertahankan kemerdekaan yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945 dengan terjun di meda laga.
"Kita berjihad untuk mempertahankan kemerdekaan," ujar Jazilul Fawaid, Jakarta (16/10). Umat Islam dan para santri membela negara di medan laga setelah Rais Akbar NU Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari mendeklarasikan Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945.
Baca Juga
Selanjutnya pada 22 Oktober dijadikan Hari Santri oleh Pemerintah. Memaknai lebih dalam Hari Santri menurut pria asal Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur itu adalah umat Islam dan santri yang berjuang, berusaha, dan bekerja keras untuk mempertahankan kemerdekaan.
Advertisement
"Nah, sekarang kita harus berusaha dan bekerja keras untuk mengisi pembangunan,” tuturnya. Dikatakan, Indonesia adalah negeri yang kaya dengan sumber daya alam, terbentang dari Sabang sampai Merauke dan dari Talaud hingga Rote.
Diungkapkannya, kekayaan sumber daya alam yang ada di Indonesia sangat beragam dan semuanya menjadi potensi besar yang bisa menjadi modal untuk memakmurkan rakyat Indonesia.
"Kita mempunyai berbagai macam jenis hasil tambang yang ada di darat dan laut. Kita juga mempunyai hasil hutan, perkebunan, dan ladang yang melimpah," tambahnya.
Kekayaan-kekayaan yang ada itulah menurut pria yang akrab dipanggil Gus Jazil itu perlu untuk dieksplorasi dan dieksploitasi. "Meski demikian harus memperhatikan unsur keberlanjutan," tegasnya.
Hasil bumi dan air yang ada, menurut Gus Jazil, seperti yang ada dalam UUD NRI Tahun 1945 harus digunakan untuk kemakmuran rakyat, bangsa, dan negara. Tugas umat Islam dan para santri dalam memaknai Hari Santri adalah bagaimana kekayaan alam yang ada dikelola dengan usaha dan kerja keras, hasilnya dimanfaatkan untuk kemakmuran rakyat, bangsa, dan negara.
"Ini yang harus kita lakukan. Semangatnya sama dengan bagaimana umat Islam dan para santri pada tahun 1945 mempertahankan kemerdekaan Indonesia," tuturnya.
Sebagai umat Islam dan santri, alumni PMII itu juga mengingatkan agar kita juga terus dan selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT. "Kita harus selalu ingat, menyebut, dan melaksanakan apa yang diperintahkan Allah. Menjauhi laranganNya itu merupakan hal yang pasti. Dan bagi para santri harus terus mengaji."
Perpaduan antara urusan dunia dan akhirat inilah yang membuat Jazilul Fawaid yakin bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang kaya raya, adil makmur, dan diridhoi oleh Allah SWT. "Menjadi negeri yang Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghofur. Negeri yang diberkati oleh Allah, rakyat dalam suasana adil dan makmur," jelasnya.
(*)