Liputan6.com, Jakarta - MUI akan menggelar Musyawarah Nasional Majelis Ulama Indonesia 2020. Sejumlah hal akan dibahas dalam forum tersebut, selain soal kepemimpinan pengurus MUI lima tahun mendatang.
Ketua Tim Materi Fatwa Munas MUI Asrorun Niam Sholeh mengatakan, salah satu yang dibahas adalah fatwa. Dia menuturkan, pembahasan fatwa akan mengerucut pada tiga bidang, yaitu masalah sosial budaya, ibadah, dan ekonomi syariah.
"Tiga bidang itu juga mencakup rencana fatwa tentang perencanaan haji belia dan dana talangan haji, pengawasan pengelolaan zakat dan zakat perusahaan, wakaf, pemilihan umum, termasuk periode masa bakti presiden, pilkada dan politik dinasti, serta paham komunisme," kata Niam yang juga Sekretaris Komisi Fatwa MUI itu seperti dilansir Antara, Senin (19/10/2020).Â
Advertisement
Menurut dia, MUI juga akan membahas berbagai hal terkait dengan Covid-19, seperti tentang vaksin, penanggulangannya, rambu-rambu adaptasi kehidupan baru, dan pemanfaatan bagian tubuh manusia untuk menjadi bahan pengobatan.
Komisi Fatwa MUI, kata dia, terus menggelar rapat internal dengan mengundang para ahli sampai akhir Oktober untuk membahas rencana fatwa yang sudah difinalisasi. Dengan begitu, dua pekan sebelum munas berlangsung, peserta munas sudah menerima materi draf fatwa dan mendalaminya untuk dibahas pada saat Munas.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Dilakukan Daring
Munas MUI akan digelar pada 25-28 November 2020 secara daring. Agenda lima tahunan tersebut mundur dari rencana awal yang rencananya diselenggarakan pada pertengahan tahun ini akibat wabah Covid-19.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid Saadi mengatakan suksesi Ketum MUI akan dilaksanakan pada pertengahan 2020 melalui Musyawarah Nasional MUI. Hal itu dikatakannya pada akhir 2019 atau jauh hari sebelum pandemi Covid-19 melanda seantero dunia, termasuk Indonesia.
"Untuk munas yang diagendakan pada 2020 akan dilakukan pergantian kepengurusan, akan dipilih ketum baru," kata dia.
Advertisement