Liputan6.com, Jakarta - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian meminta masyarakat menahan diri untuk tidak pergi berlibur ke Puncak, Bogor dan Bandung saat libur panjang dan cuti bersama Maulid Nabi Muhammad. Pasalnya, hal ini dapat menimbulkan kerumunan di tempat wisata dan berpotensi memicu kenaikan kasus Covid-19.
"Tempat hiburan ini yang pertama, kita minta untuk menahan diri untuk tidak ikut berkerumun di satu tempat. Karena untuk keselamatan bapak-bapak, ibu-ibu, untuk saudara-saudara sendiri bersama keluarga," jelas Tito dalam konferensi pers usai rapat bersama Presiden Jokowi, Senin (19/10/2020).
Adapun hari libur nasional Maulid Nabi Muhammad SAW jatuh pada Kamis, 29 Oktober 2020. Sementara, cuti bersama ditetapkan pada 28 dan 30 Oktober.
Advertisement
Kemudian, dilanjutkan dengan libur akhir pekan pada 31 Oktober hingga 1 November. Sehingga, diprediksi akan banyak masyarakat yang akan berpergian saat libur panjang ini.
"Kita ingat klaster keluarga, satu terkena semua terkena. Karena itu, satu menahan diri untuk tidak berlibur ke tempat yang akan banyak kerumunan, seperti Puncak misalnya, atau di daerah Bandung, di pantai, dan lain-lain," kata Tito.
Dia mengatakan, Kemendagri alan berkoordinasi dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) untuk mengidentifikasi tempat-tempat yang biasanya ramai didatangi saat libur panjang. Nantinya, akakan diatur kapasitas maksimal di tempat wisata sehingga tak menimbulkan kerumunan.
"Ini masih ada waktu 4-5 hari. Diatur dengan para pengelola itu supaya tidak terjadi kerumunan, mungkin dengan mengurangi kapasitas. Tidak adanya kegiatan, izin kepolisian, tidak memberikan izin kegiatan keramaian dengan musik-musik kemudian kumpulan besar," tutur Tito.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Pesan Jokowi
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta jajaran menterinya mengantisipasi libur panjang dan cuti bersama yang dimulai 28 Oktober. Jokowi tak ingin cuti bersama ini membuat kasus positif Covid-19 di Indonesia kembali melonjak.
"Mengingat kita memiliki pengalaman kemaren, libur panjang yang pada 1,5 bulan yang lalu mungkin, setelah itu terjadi kenaikan yang agak tinggi. Ini perlu kita bicarakan agar kegiatan libur panjang dan cuti bersama ini jangan sampai berdampak pada kenaikan kasus Covid-19," tutur Jokowi saat memimpin rapat terbatas secara virtual, Senin.
Advertisement