Sukses

Wagub: DKI Tunggu Satgas soal Distribusi Vaksin Covid-19

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyatakan, vaksin Covid-19 jika sudah tersedia akan diprioritaskan kepada tenaga medis.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyatakan, vaksin Covid-19 jika sudah tersedia akan diprioritaskan kepada tenaga medis.

"Tentu ada prioritas. Yang diutamakan tentu tenaga kesehatan, dokter perawat. Yang utama nakes," kata Riza di Balaikota, Jakarta Pusat, Selasa (20/10/2020).

Politikus Gerindra tersebut menyatakan, saat ini Pemprov DKI Jakarta masih menunggu keputusan pemerintah pusat terkait pendistribusian vaksin Covid-19.

"Nanti kami lihat itu kami serahkan sepenuhnya kepada Satgas pusat," jelasnya.

Sebelumnya, pada awal Oktober 2020, Presiden Jokowi menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 99 tahun 2020 tentang Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19.

Pengadaan itu terdiri dari penyediaan vaksin dan peralatan pendukung serta logistik yang diperlukan. Kemudian, distribusi vaksin Covid-19. Proses pengadaan vaksin dilakukan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT. Bio Farma.

Sementara itu, jenis dan jumlah untuk pengadaan vaksin corona akan ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Dalam prosesnya, PT Bio Farma bekerjasama dengan lembaga atau badan di dalam negeri maupun internasional, oleh Kementerian Kesehatan setelah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri.

Adapun besaran harga pembelian vaksin Covid-19 dan pelaksanaannya ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.Dalam hal ini, Kemenkes menetapkan kriteria dan prioritas penerima vaksin, prioritas wilayah penerima vaksin, jadwal dan tahapan pemberian vaksin, serta standar pelayanan vaksinasi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Kerja Sama dengan Perusahaan China

Indonesia bekerja sama dengan perusahaan asal China, Sinovac untuk mengembangkan vaksin Covid-19. Vaksin ini susah memasuki tahap uji klinis fase III sebelum diproduksi besar-besaran.

Jokowi berharap uji klinis tersebut dapat selesai dalam waktu enam bulan. Dengan begitu, vaksin corona dapat dapat segera diproduksi dan disuntikkan ke masyarakat pada Januari 2021.

Selain Sinovac, Indonesia juga bekerja sama dengan perusahaan medis, G42 yang berpusat di Uni Emirat Arab. Vaksin dari G42 tengah menjalani uji klinis tahap ketiga di Uni Emirat Arab.

Di sisi lain, pemerintah tengah mengembangkan vaksin buatan dalam negeri yang dinamai vaksin merah putih. Vaksin ini diperkirakan rampung pada pertengahan 2021.

Sejumlah lembaga yang terlibat dalam pengembangan vaksin tersebut antara lain, Lembaga Biologi Molukuler Eijkman, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Kemudian, Badan Pengawas Obat dan Makanan, Kementerian Riset dan Teknologi, serta sejumlah universitas.