Sukses

Polri Ajak Humas Pemerintah Kerjasama Konter Isu Negatif

Sampaikan informasi yang cepat dan tepat, serta mampu mengkonter isu-isu negatif.

Liputan6.com, Jakarta - Sebagai upaya menjaga kondusivitas, Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) mengajak jajaran humas instansi pemerintah yang tergabung dalam Badan Koordinasi Hubungan Masyarakat (Bakohumas) untuk turut serta memaksimalkan fungsi kehumasan.

"Sampaikan informasi yang cepat dan tepat, serta mampu mengkonter isu-isu negatif," kata Kadiv Humas Polri, Irjen Prabowo Argo Yuwono, dalam sambutan tertulis yang dibacakan Karopenmas Brigjen Awi Setyono pada pembukaan Pertemuan Bakohumas, di sebuah hotel di Jakarta Selatan, Selasa (20/10/2020).

Dalam pertemuan yang dikemas dengan kegiatan webinar bertemakan "Kontroversi Pilkada? Humas Jaga Kondusivitas" itu, Kadiv Humas Polri mengemukakan isu-isu berhubungan dengan Pilkada secara langsung maupun tidak langsung. Sehingga pada gilirannya kehadiran Humas pemerintah mampu menjaga kondusifitas, terlebih dalam situasi pandemi saat ini.

Dalam acara yang diikuti oleh perwakilan dari humas instansi-instansi pemerintah itu, Kadiv Humas Polri Irjen Argo menekankan kembali peran strategis mereka dalam menjelaskan isu-isu strategis dalam manajemen kehumasan.

Argo mengutip joke dari pecinta kopi yang diharapkan dapat menginspirasi insan humas pemerintah. "Jika hadirmu sekedar ada, tanpa ada rasa, kupastikan kopi masih lebih baik dari dirimu," ujar Argo.

Karena itu, Argo mengajak jajaran humas pemerintah untuk memperkuat peran dan fungsi masing-masing sebagai upaya menjaga kondusifitas dan eksistensi humas.

Menanggapi hal itu Ketua Umum Bakohumas Prof. Dr. Widodo Muktiyo menyampaikan kesiapan Bakohumas untuk mensukseskan penyelenggaraan Pilkada di masa pandemi Covid 19. "Ini budaya baru melaksanakan Pilkada dengan mensukseskan protokol kesehatan," ujarnya.

Prof Widodo Muktiyo meminta jajaran humas pemerintah untuk bekerja profesional sebagaimana dilakukan humas-humas swasta. "Kita harus cepat merespon isu-isu negatif agar tidak berkembang luas," tutur Widodo.

Sementara dosen Universitas Pelita Harapan, Jakarta, Dr. Emrus Sihombing menyarankan agar setiap ASN memiliki 3 (tiga) akun sosial untuk menguasai pembicaraan di media sosial.

"Harusnya narasi di medsos itu dikuasai negara karena memiliki ASN yang besar," terang Emrus seraya menyoroti rendahnya partisipasi ASN dalam mengkonter berita hoaks di medsos.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Pelanggaran

Terkait Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), Kadiv Humas Polri mengemukakan, meskipun sudah diatur secara tegas dalam PKPU No. 13 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pilkada Dalam Kondisi Covid 19, di lapangan masih ditemui sejumlah pelanggaran protokol kesehatan.

Ia mengingatkan, kondisi tersebut dapat mengundang berbagai reaksi masyarakat, yang dapat mengancam kondisivitas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kabaganev Ops Polri Kombes Pol. Moh. Firman menambahkan, Polri sudah menyiapkan strategi untuk meminimalisir pelanggaran protokol kesehatan dalam pilkada serentak saat ini.

"Pelanggarannya cenderung meningkat tapi kami sudah mulai berhasil menekannya," jelas Firman.

Menurut Firman, Polri melibatkan tokoh masyarakat, tokoh agama, dan sebagainya agar penyelenggaraan Pilkada di tengah pandemi Covid 19 tetap dalam protokol kesehatan.