Liputan6.com, Jakarta - Massa mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) mengultimatum akan menggelar aksi demo lebih besar pada Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober mendatang.
Aksi demo akan digelar lagi jika tuntutan mereka agar Presiden Joko Widodo atau Jokowi segera mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) untuk mencabut pengesahan Rancangan Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja (RUU Cipta Kerja) tak dihiraukan.
Baca Juga
"Apabila bapak presiden tidak dapat melakukan hal tersebut dalam jangka waktu 8x24 jam sejak ultimatum dilakukan, maka akan ada gerakan besar dari mahasiswa seluruh Indonesia tepat pada Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2020," kata Koordinator BEM SI, Remy Hastian di Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakarta Pusat, Selasa (20/10/2020).
Advertisement
Remy menyampaikan kekecewaannya terhadap Presiden Jokowi lantaran tak menemui mahasiswa yang menggelar demo tolak RUU Cipta Kerja.
Remy menyatakan, aksi ini murni untuk menyuarakan keresahaan masyarakat atas RUU Cipta Kerja, bukan seperti yang dinarasikan Presiden Jokowi bahwa demo yang bergulir akibat informasi hoaks atau disinformasi.
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Sakiti Perjuangan Masyarakat
Menurut Remy, tudingan Presiden Jokowi justru justru menyakiti perjuangan masyarakat.
"Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa perjuangan masyarakat terhadap UU Cipta Kerja dilatarbelankangi adanya disinformasi. Sikap tersebut menyakitkan hati," ujar dia.
Usai membacakan ultimatum tersebut, massa dari BEM SI perlahan-lahan membubarkan diri.
Advertisement