Sukses

Deteksi Preeklamsia Ibu Hamil di Masa Pandemi Harus Sejak Dini

Dokter Johanes Mose dari Persatuan Dokter Fetomaternal Indonesia menyebut 15 persen ibu hamil di Indonesia berpeluang preeklamsia.

Liputan6.com, Jakarta - Dokter Johanes Mose dari Persatuan Dokter Fetomaternal Indonesia (PDFI) menyebut 15 persen ibu hamil di Indonesia berpeluang preeklamsia. Menurutnya ada beberapa sebab kenapa ini bisa terjadi. Di antaranya Kekurangan gizi semasa muda atau remaja. 

"Pencegahan sejak usia muda melalui deteksi lebih awal akan membantu menekan angka preeklamasi," ujarnya, Kamis ( 23/10/2020).

Pihaknya mengapresiasi adanya aplikasi medis online Hallobumil yang saat ini menawarkan fitur YOPI (Layanan Obstetri Preeklamsia Indonesia) untuk pencegahan ibu hamil mengalami preeklamsia.

"Intinya supaya kita bisa menolong lebih dari 33 persen (sepertiga jumlah kematian) ibu hamil supaya tidak meninggal atau cacat. Selain itu, kami pikir (Fitur YOPI) adalah yang terbaik di masa pandemi Covid-19 ini dan juga pada masa teknologi yang mumpuni,” katanya.

Sinteisa Sunarjo, Group Business Unit Head Woman Nutrition Kalbe Nutritionals menyatakan, fitur bertujuan sebagai insiatif pencegahan sehingga ibu hamil dapat segera melaporkan kondisi kesehatannya ke dokter yang merawat dan mengetahui kesimpulan apakah kehamilannya berbahaya atau tidak melalui aplikasi Hallobumil.

"Dokter terkait juga dapat dengan mudah memantau kondisi pasien melalui aplikasi Hallobumil, terutama di tengah suasana pandemi saat ini," ujarnya.

 

2 dari 2 halaman

24 Jam

Kedua, sebagai sarana pembelajaran untuk ibu mengetahui tentang gizi yang baik selama hamil dan mengetahui hal-hal yang harus dihindari.

"Salah satu upaya untuk mencegah atau menurunkan terjadinya preeklampsia adalah dengan konsumsi nutrisi lengkap, tepat dan seimbang untuk bumil," ujarnya.

Fitur YOPI beroperasi selama 24 jam di dalam aplikasi Hallobumil. Ibu hamil bisa terus memanfaatkannya guna menjaga keselamatan diri dan bayi.