Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Indikator Politik Indonesia merilis survei terkait kondisi demokrasi di Indonesia selama pandemi virus Corona atau Covid-19. Hasilnya, masyarakat merasa terjadi peningkatan ancaman dalam kebebasan sipil oleh negara.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi mengatakan, survei dimulai dengan menanyakan setuju tidaknya responden dengan adanya pernyataan bahwa warga makin takut dalam menyatakan pendapat.
Baca Juga
"Hasilnya 21,9 persen menjawab tidak tahu; 47,7 persen agak setuju, 22 persen kurang sertuju; dan 3,6 persen tidak setuju sama sekali," tutur Burhanuddin saat diskusi virtual, Minggu (25/10/2020).
Advertisement
Pertanyaan selanjutnya adalah apakah responden setuju dengan pendapat bahwa warga makin sulit berdemonstrasi. Hasilnya adalah 20,8 persen sangat setuju; 53 persen agak setuju; 19,6 persen kurang setuju; dan 1,5 persen tidak setuju.
"Kemudian, setuju tidak bahwa aparat makin semena-mena menangkap warga yang berbeda pilihan politik dengan penguasa. 19,8 persen sangat setuju; 37,9 agak setuju; 31,8 persen kurang setuju; dan 4,7 persen tidak setuju sama sekali," jelas dia.
Terakhir dikaitkan dengan upaya penanganan pemerintah terhadap penyebaran Covid-19. Sebanyak 2,5 persen responden menjawab bahwa pemerintah sangat dapat mengendalikan Covid-19; 51,8 persen menjawab cukup terkendali, 37,7 persen menjawab kurang terkendali, dan 5,3 persen menjawab tidak terkendali.
"Survei menunjukkan meningkatnya ancaman terhadap kebebasan sipil. Mayoritas publik cenderung setuju atau sangat setuju bahwa saat ini warga makin takut menyuarakan pendapat 79,6 persen, makin sulit berdemonstrasi atau melakukan protes 73,8 persen, dan aparat dinilai semena-mena menangkap warga yang berbeda pandangan politiknya dengan penguasa 57,7 persen," Burhanuddin menandaskan.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Diikuti 1.200 Responden
Â
Survei tersebut dilakukan pada 24 September hingga 30 September 2020 dengan mengandalkan panggilan telepon karena pandemi Covid-19.
Metode yang digunakan adalah simple random sampling dengan 1.200 responden yang dipilih secara acak berdasarkan data survei tatap muka langsung sebelumnya pada rentang Maret 2018 hingga Maret 2020.
Adapun margin of error sekitar 12.9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel berasal dari seluruh provinsi di Indonesia yang terdistribusi secara proporsional.
Advertisement