Sukses

Top 3 News: Terungkap Sosok di Balik Pembakaran Halte Transjakarta Sarinah

Top 3 New hari ini, polisi mengungkap sejumlah temuan baru mengenai sosok pembakar Halte Transjakarta muncul dalam tayangan video yang dibuat Narasi TV.

Liputan6.com, Jakarta - Top 3 news hari ini mengungkap sejumlah orang yang diduga terlibat dalam aksi anarkistis saat demo Rancangan Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja (RUU Cipta Kerja), 8 Oktober lalu.

Fakta baru itu terkuak usai polisi memeriksa akun Youtube Narasi Newsroom. Dari penelusuran muncul tujuh sosok terduga pelaku pembakaran Halte Transjakarta Sarinah. Dari hasil analisis para terduga pelaku memang sejak awal bertujuan untuk membakar Halte Sarinah.

Selain itu, dari pemantauan CCTV di sekitar lokasi, sebelum melancarkan aksinya para pelaku terlebih dulu melakukan pengamatan. Setelahnya, satu orang mulai menyulut api ke Halte Transjakarta. 

Tak kalah menuai sorotan pembaca Liputan6.com terkait proyek pengembangan wisata eksklusif di Pulau Rinca Nusa Tenggara Timur (NTT).

Proyek yang disebut-sebut sebagai proyek Jurassic Park tersebut belakangan banyak menuai kritikan banyak pihak. Karena nilai dapat mengancam kelangsungan hidup Komodo yang mendiami pulau tersebut.

Kini pihak Balai Taman Nasional Komodo menutup sementara waktu Resort Loh Buaya di Pulau Rinca terhitung mulai 26 Oktober 2020 hingga 30 Juni 2021 setelah sempat viral di media sosial. 

Seperti diketahui, sebelumnya lewat akun @KawanBaikKomodo memperlihatkan foto komodo tengah mengadang sebuah truk di Pulau Rinca. Dari sinilah kemudian muncul berbagai penafsiran dari warganet. 

Berikut deretan berita terpopuler di kanal News Liputan6.com sepanjang Kamis, 29 Oktober 2020: 

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 4 halaman

1. Mengungkap Misteri Gerombolan Baju Hitam saat Pembakaran Halte Sarinah

Aksi unjuk rasa menolak UU Omnibus Law Cipta Kerja pada 8 Oktober 2020 di beberapa titik ruas jalan di Jakarta berakhir ricuh. Tak hanya melakukan perlawanan, sebagian massa pendemo juga bertindak anarkis.

Sejumlah fasilitas pubik dirusak, mulai dari pos polisi, taman, pagar pembatas jalan hingga sepeda keliling untuk pejalan kaki dirusak massa. Bahkan, yang paling mengenaskan, sejumlah perusuh membakar halte Bus Transjakarta.

Polisi pun bergerak cepat, sejumlah orang ditangkap dan kini telah ditetapkan sebagai tersangka dalam aksi anarkis tersebut. Namun demikian, fakta baru terungkap, sejumlah temuan mengenai siapa sosok pembakar Halte Transjakarta muncul dalam tayangan video yang di buat Narasi TV.

Dalam akun Youtube Narasi Newsroom, dibeberkan temuan penusuran lewat berbagai video dari sumber terbuka dan CCTV yang dapat diakses publik, sejumlah foto jurnalis dan video atau gambar dari sejumlah akun media sosial. Dari penelusuran itu, muncul tujuh sosok terduga pelaku pembakaran Halte Sarinah.

 

Selengkapnya...

3 dari 4 halaman

2. HEADLINE: Proyek Jurassic Park di Pulau Rinca, Pembangunan Ancam Habitat Komodo?

Foto seekor komodo seolah-olah tengah mengadang truk masuk Resort Loh Buaya viral di media sosial. Seketika, pembangunan proyek pengembangan wisata eksklusif di Pulau Rinca Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi bahan perbicangan banyak pihak.

Bahkan, menyusul banyaknya tanggapan terhadap kicauan tersebut, tagar (#) Save Komodo sempat mengemuka di Twitter. Bahkan, tagar ini juga sempat berada di puncak Trending Topic Twitter.

Banyak kicauan warganet dengan tagar tersebut menyerukan perlindungan terhadap komodo yang ada di Pulau Rinca. Selain ada beberapa yang juga meminta peninjauan kembali pembangunan di wilayah tersebut. Tidak hanya Save Komodo, tagar lain yang turut diperbincangkan adalah Save Pulau Komodo.

Bahkan kabar pembangunan lokasi wisata ini mendapat sorotan dari sejumlah media asing.

Tak lama setelah viral, Kepala Balai Taman Nasional Komodo Lukita Awang Nistyantara menutup sementara Resort Loh Buaya di Pulau Rinca mulai 26 Oktober 2020 hingga 30 Juni 2021.

 

Selengkapnya...

4 dari 4 halaman

3. Megawati: Apa Guna Berpolitik tapi Menyebar Kebencian?

Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengatakan, bernyanyi lebih baik dibanding menyebarkan kebencian. Menurut dia, berpolitik tak boleh hingga merusak diri sendiri.

"Kalau ada yang mau merusak Negara Kesatuan Republik Indonesia, betul saya tidak bohong, coba saja. Saya ini sudah nahan sabar," kata Megawati saat kantor dan patung Soekarno, Rabu 28 Oktober 2020.

Megawati melanjutkan, dirinya melihat adanya kecenderungan ajang pemilihan presiden (Pilpres) yang sebenarnya sudah top karena rakyat memiliki hak memilih langsung pemimpinnya. Namun kini, dia menilai ajang pilpres hanya menjadi tempat dongkel mendongkel.

"Itu demokrasi jangan sampai merusak, berpolitik murni justru membuka peluang untuk membangun bangsa dan negara," jelas Megawati.

Karenanya Megawati mempertanyakan, apa guna berpolitik tapi menyebar kebencian. Sebab, semua yang akan merugi adalah rakyat.

 

Selengkapnya...