Sukses

Analisis BMKG soal Gempa Magnitudo 4 Goyang Kabupaten Bandung

Rata rata gempa di zona ini kekuatannya kecil, tetapi karena sangat dangkal membuat guncangannya dirasakan oleh masyarakat

Liputan6.com, Jakarta - Gempa tektonik bermagnitudo 4 menggoyang wilayah Kabupaten Bandung dan Garut, Jawa Barat, Minggu 1 November 2020, pukul 21.34 WIB. Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa episenter gempa terletak pada koordinat 7,20 LS dan 107,60 BT tepatnya di darat pada jarak 21 km arah tenggara Kabupaten Bandung pada kedalaman 5 kilometer.

"Gempa ini dirasakan di Pengalengan dengan intensitas III MMI dimana guncangan dirasakan seakan-akan ada truk berlalu. Beberapa warga di Pengalengan sempat lari berhamburan keluar rumah karena terkejut akibat adanya guncangan yang terjadi secara tiba-tiba," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono kepada wartawan, Senin (2/11/2020).

Guncangan juga dirasakan di Ciparay, Majalaya, Baleendah, Soreang dan Parompong dengan intensitas II MMI yang membuat benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, kata dia, tampak bahwa gempa yang terjadi merupakan jenis gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) akibat aktivitas Sesar Garut Selatan (Garsela).

"Sesar Garsela merupakan salah satu struktur sesar yang paling aktif di Jawa Barat, sehingga patut diwaspadai. Kewaspadaan terhadap adanya sesar aktif ini dinilai perlu menjadi perhatian semua pihak," ujar dia.

Daryono menjelaskan ada beberapa fakta terkait Sesar Garsela. Catatan BMKG sejal 2008 mengungkap adanya kluster aktivitas kegempaan/seismisitas di zona sesar ini yang mengindikasikan bahwa Sesar Garsela ini merupakan sesar aktif.

"Kemudian, zona sesar Garsela memang sering terjadi aktivitas gempa, tetapi tidak pernah ada yang magnitudonya yang melebihi 5,0. Rata rata gempa di zona ini kekuatannya kecil, tetapi karena sangat dangkal membuat guncangannya dirasakan oleh masyarakat," ujar dia.

Satu hal yang patut diwaspadai bahwa meskipun magnitudonya kecil, kata Daryono, tetapi karena sangat dangkal maka dapat merusak. Banyak kasus gempa kekuatan di bawah magnitudo 5 namun menimbulkan kerusakan.

"Gempa yang berpusat di Sesar Garsela pernah memicu kerusakan, yaitu Gempa Rancaekek dan Nagreg 18 Juli 2017. Selain itu beberapa rumah di Kecamatan Ibun dan Kertasari juga mengalami kerusakan. Kerusakan akibat gempa juga terjadi pada bangunan Control Room Kamojang 4 milik Pertamina Geothermal Energy," ujar dia.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Jalur Sesar Garsela

Jika mengamati klaster gempa-gempa di garut selatan, tampak polanya berarah baratdaya–timurlaut. Struktur Sesar Garsela jalurnya memanjang dari selatan Garut ke selatan Bandung. Aktivitas gempa yang terjadi di zona ini dominan memiliki mekanisme sumber sesar geser (strike slip).

Kemudian juga jika ditarik garis lurus, lanjut Daryono, panjangnya sekitar 42 kilometer. Zona Sesar Garsela terbagi dalam dua segmen, yaitu segmen Rakutai dan dan Segmen Kencana, kedua segmen ini sama aktifnya.

"Hingga saat ini, belum diketahui laju pergeseran sesarnya dan berapa magnitudo tertargetnya yang dapat dilepaskan oleh Sesar Garsela. Untuk itu, Sesar Garsela menjadi tantangan bagi para ahli geologi gempa dan geodesi untuk mengungkapnya," ucap dia.

Daryono mengatakan, Pepen Supendi adalah peneliti BMKG yang pertama kali mengkaji aktivitas Sesar Garsela dengan pendekatan geofisika dengan menggunakan data gempa produk jaringan sensor gempa InaTEWS.