Liputan6.com, Lhokseumawe- Sosialisasi Kostratani sebagai gerakan pembaharuan pembangunan pertanian berbasis kecamatan dan menciptakan petani milenial untuk wilayah Provinsi Aceh telah digelar di Lhokseumawe. Kelanjutan dari acara tersebut adalah Bimtek bagi Koordinator Penyuluh Pertanian dari Kabupaten/Kota di wilayah Aceh digelar di Lido Graha Hotel, Lhokseumawe, 3-5 November 2020.
Acara yang dihadiri Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan), Dedi Nursyamsi ini dibuka oleh Anggota Komisi IV DPR RI, Muslim. Selain itu, juga dihadiri Wakil Walikota Lhokseumawe Yusuf Muhammad dan Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Kadistanbun) Aceh, Abdul Hanan.
Baca Juga
Muslim mengatakan, akibat masa pamdemi Covid-19 ini, beberapa ahli menyatakan banyak negara akan mengalami krisis pangan 10-15 tahun kedepan. Namun pertanian Indonesia ternyata mampu bertahan.
Advertisement
"Yang tadinya dikatakan kita akan krisis pangan, ternyata hari ini yang terjadi sebaliknya. Bahkan Kita kelebihan gabah. Artinya ketahanan pangan Indonesia hari ini mungkin sampai tahun depan masih kuat. Ini juga tak lepas dari peran penyuluh," ujar Muslim.
Muslim berharap peran penyuluh tidak hanya sebagai penyuluh, melain harus bisa menjadi garda terdepan dalam program-program pertanian. Seperti motonya, "Apapun Programnya, Penyuluh Pendampingnya".
"Diharapkan kegiatan ini mampu meningkatkan kualitas SDM pertanian, khususnya penyuluh. Hal ini juga untuk mendukung program-program BPP dan Kostratani," kata Muslim.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Petani Milenial
Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan, Bimtek koordinator penyuluh ini selain untuk meningkatkan pertanian, juga untuk mendorong terciptanya petani-petani milenial di Aceh.
"Saat ini masih koordinatornya, nanti kedepan Bimtek akan diberikan untuk seluruh penyuluh. Tujuannya untuk meningkatkan kapabilitas, pengetahuan dan kreativitas demi meningkatkan produksi pertanian dan perkebunan," ujar Dedi.
Di saat bersamaan, lanjut Dedi Nursyamsi, pihaknya juga sedang membangun atau menciptakan petani milenial. Menurutnya, kunci keberhasilan pertanian di masa depan berada di tangan para petani milenial.
Menurut Dedi Nursyamsi, Aceh memiliki tanah yang subur. Bahkan lebih subur dibandingkan wilayah lainnya seperti Kalimantan. Apapun yang ditanam di Aceh ini, dipastikan bisa tumbuh dengan subur.
"Dengan tanah yang subur, di saat yang sama akan menghasilkan manusia-manusia yang cerdas. Dan itu harus bisa dibuktikan dalam Bimtek ini," katanya.
Advertisement
Sarana dan Prasarana
Â
Sementara, Wakil Walikota Lhokseumawe, Yusuf Muhammad mengapresiasi Kementan yang terus mendukung sektor pertanian di Lhokseumawe. Para penyuluh juga terus didorong untuk meningkatkan kemampuan dalam mendampingi petani.
"Kami sangat berterima kasih kepada Kementan yang terus memberikan bantuan dan arahan untuk Lhokseumawe dan Kabupaten lainnya di Aceh. Kami memastikan selalu siap untuk melaksanakan program-program yang dicanangkan. Para penyuluh juga terus disiapkan dan ditingkatkan kemampuannya," ujar Yusuf Muhammad.
Di tempat terpisah, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, Kementan akan memprioritaskan dukungan sarana dan prasarana (sapras) penyuluh pertanian guna meningkatkan kemudahan dan kontribusi penyuluh dalam melakukan pendampingan petani.
Ditegaskannya, peran penyuluh sangat menentukan peningkatan produksi dan kesejahteraan petani serta mentransformasi ilmu pengetahuan untuk pembangunan pertanian berbasis digital atau teknologi 4.0.
"Sapras penyuluh itu seperti kendaraan, fasilitas Kostratani (Komando Strategis Pembangunan Pertanian) yang ada di setiap Balai Penyuluhan Pertanian per kecamatan. Outnya, peningkatanya sapras ini untuk menjadikan penyuluh berperan produktif dan disertai peningkatan produktivitas komoditas dan tambahan pendapatan petani," kata Mentan SYL.