4 Fakta Foto Viral ASN yang Tengah Asyik Minum Bir di Kafe Makassar

Sebuah foto sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) yang asyik nongkrong di salah satu kafe di Kota Makassar viral di media sosial.

Bagaimana tidak, dalam foto tersebut, para ASN itu asyik kongko sambil menenggak minuman beralkohol atau Bir.

Foto ini menuai amarah publik lantaran ASN tersebut mengenakan baju dinas. 

"Karena seorang ASN harus menjaga kode etik apalagi tertangkap kamera mengenakan seragam," ungkap Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman.

Meski begitu, lanjut Andi Sudirman, pihaknya akan tetap mengedepankan asas praduga tidak bersalah. Pihak BKD dan Inspektorat pun diminta untuk mengumpulkan bukti yang cukup dan kuat sebelum memberikan sanksi kepada seluruh ASN yang fotonya viral itu.

Kepala BKD Sulawesi Selatan, Imran Jauzi mengatakan bahwa pemanggilan telah dilakukan kepada ketiganya. Bertujuan untuk melakukan pemeriksaan awal terkait foto yang viral di media sosial beberapa hari belakangan ini.

Imran menyebutkan bahwa ASN yang dipanggil berjumlah tiga orang. Mereka semua adalah ASN yang bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Haji Kota Makassar. 

"Tiga orang yang kita panggil adalah ASN Rumah Sakit Haji," sebutnya.

Dari hasil pemeriksaan awal, ketiga ASN itu pun tidak memungkiri bahwa mereka lah yang berada di dalam foto yang telah beredar luas itu.

Meski begitu, Imran menuturkan bahwa pihaknya akan melakukan pemeriksaan lebih mendalam lagi. 

"Mereka tidak bisa mengelak karena fotonya jelas, tapi kita masih butuh pendalaman dari pihak terkait," jelasnya. 

Rabu Sore, lanjut Imran, tim dari BKD Sulsel telah mendatangi kafe yang diduga sebagai tempat ketiga ASN itu nongkrong sambil minum bir. 

"Sudah, tadi sore tim sudah ke sana. Nama kafenya Grind & Pull di Jalan Mappanyukki," akunya. 

Dala waktu dekat, pihak BKD Sulsel pun akan memastikan sanksi apa yang diberikan kepada tiga ASN yang menenggak bir saat sedang menggunakan pakaian dinas itu.

Nantinya, kata Imran, pelanggaran mereka akan diklasifikasi ke dalam pelanggaran jenis ringan, sedang atau berat. 

"Ada prosedurnya, mungkin dua atau tiga hari kedepan sudah ada keputusannya," ujarnya. 

(Fifiyanti Abdurahman)