Liputan6.com, Jakarta - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) memperkirakan berdasarkan pemantauan volume magma di Gunung Merapi saat ini telah melebihi volume magma gunung itu pada 2006.
"Sekarang ini menurut data-data yang ada itu (volume magma) sudah melebihi 2006. Artinya, kemungkinan volume kubah lava ini adalah akan lebih besar dari tahun 2006," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida di Pengungsian Merapi Balai Kalurahan Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, seperti dikutip dari Antara, Selasa (10/11/2020).
Hanik memperkirakan kondisi volume magma itu menjadi salah satu faktor penyebab pergerakan magma lambat menuju permukaan gunung yang kini berstatus siaga tersebut.
Advertisement
Selain itu, menurut dia, lambatnya pergerakan magma menuju permukaan juga dipengaruhi oleh gas sebagai pendorong magma di gunung itu yang kini masih minim.
"Jadi yang mendorong atau yang menyebabkan magma menuju ke permukaan adalah gas. Ini menunjukkan bahwa kenapa sampai saat ini masih pelan-pelan jalannya. Ini karena magma ini miskin gas," kata dia.
Ia memperkirakan apabila kondisi gas di Gunung Merapi masih seperti saat ini, maka erupsi eksplosif yang kemungkinan terjadi tidak akan sebesar erupsi pada 2010.
"Kalau data masih begini terus itu (erupsi) tidak terjadi. Kalau ada eksplosif tidak sebesar 2010.Itu berdasarkan data-data yang ada sampai saat ini," kata dia.
Sementara itu, terkait bahaya erupsi Gunung Merapi ke depan, ia memperkirakan ancaman utamanya berada di Kali Gendol karena bukaan kawah saat ini ke arah Kali Gendol.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Belum Bisa Dihitung
"Namun demikian karena deformasi ada ke arah barat juga, sehingga potensi ke sana juga ada," kata dia.
Meski demikian, terkait kecepatan serta sejauh mana jangkauan saat terjadi erupsi, menurut dia, baru bisa dihitung apabila kubah lava telah muncul.
"Seberapa jauh kalau terjadi erupsi akan kami perbarui lagi rekomendasi yang sekarang kita sampaikan," kata dia.
Advertisement