Liputan6.com, Jakarta Kementerian Sosial menjalin kerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) untuk keperluan pemutakhiran data penduduk miskin dan kerja sama untuk memastikan proses pemutakhiran data selesaikan Juli 2021.
"Kami siapkan lebih dari 100 ribu petugas yang akan bekerja memutakhirkan data. Dan ini perlu bimbingan dari BPS untuk pemutakhiran data judul bisa," kata Sekretaris Jenderal Hartono Laras usai acara penandatanganan PKS dengan Sestama BPS Margo Yuwono di Kantor BPS, Jakarta (11/11).
Menurut Sekjen Kemensos, Penandatanganan PKS ini sebagai tindak lanjut dari MOU Kemensos dan BPS yang telah dilaksanakan 2018, khususnya dalam pemutakhiran Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang akan dilaksanakan pada tahun 2021 dan harus selesai pada bulan Ramadhan Juli 2021.
Advertisement
Dalam DTKS Kemensos terekam 40% data penduduk dengan tingkat penghasilan terendah. Kemensos akan meningkatkan data warga miskin dan lebih banyak yakni 60% sejalan dengan dampak pandemi yang meningkatkan jumlah orang miskin.
Kementerian Sosial telah mengantisipasi hal ini dengan menyusun program yang terencana, terarah dan sistematis.
"Jadi dengan PKS ini tujuannya untuk mewujudkan DTKS yang reliabel, mutakhir dan valid sesuai perluasan cakupan data untuk mendukung transformasi perlindungan sosial dan percepatan penanggulangan kemiskinan," tambah Hartono Laras.
Kemensos Siapkan 100 Ribu Lebih Petugas Lapangan
Pemutakhiran data oleh Kemensos akan mencakup target sebanyak 41.697.344 rumah tangga di 34 Provinsi, dan 514 Kabupaten/Kota.
Untuk mendapat target sebanyak itu, Kemensos menyiapkan petugas lapangan dengan jumlah 83.395 enumerator, 16.679 pengawas, dan 7.242 Koordinator Kecamatan, di luar Instruktur Utama, Instruktur Nasional dan Instruktur Daerah, dan tentu juga dengan K/L terkait lainnya.
"Mereka akan datang dari rumah ke rumah mendata masyarakat yang memenuhi persyaratan masuk dalam DTKS. Untuk itu, mereka perlu pembekalan dari BPS," katanya.
Advertisement
Target Pemutakhiran Data
Dengan dukungan dan bimbingan dari BPS, pemutakhiran data ditargetkan dapat diselesaikan pada awal Juli 2021." Dengan demikian diharapkan kita punya data yang reliable, mutahir dan akuntabel," kata Sekjen
"DTKS penting sebagai upaya peningkatan efektifitas dan ketepatan sasaran program-program perlindungan sosial dan pengentasan kemiskinan," tambah Sekjen.
Hal-hal yang menjadi fokus kerja sama kedua belah pihak adalah pelatihan petugas lapangan, penyiapan instrumen dan petunjuk pengisian, model pemeringkatan, dan jaminan kualitas.
"Kami sebagai pemilik program akan melaksanakan secara profesional dan mengharapkan bantuan dari BPS," katanya.
Pendataan DTKS tahun 2021 direncanakan mencakup sekitar 60% penduduk Indonesia. Untuk pemutakhiran DTKS dan jaringan komunikasi 60% penduduk miskin, Kemensos mendapatkan anggaran sebesar Rp 1,36 triliun di tahun 2021.
(*)