Sukses

Usulkan Hari Kebaya Nasional, Ini Alasan dan Harapan Moeldoko

Seperti halnya batik, ke depannya Moeldoko pun berharap hal yang sama akan terjadi pada busana tradisional Indonesia, yakni kebaya untuk mendapat pengakuan dari UNESCO.

Liputan6.com, Jakarta - Kebaya dikenal sebagai pakaian tradisional yang identik dengan wanita asal Jawa. Namun, seiring perkembangan jaman, kebaya kini bisa dikenakan oleh perempuan Indonesia. 

Dengan begitu tingginya animo masyarakat akan pakaian tradisional asal Jawa Tengah ini, Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko mendukung usulan ditetapkannya Hari Berkebaya Nasional. 

Dia bahkan medorong pemerintah agar segera menetapkan tanggal terkait usulan tersebut. Menurut Moeldoko kebaya dapat memperkuat indentitas budaya Indonesia.  

"Saya kira usulan Hari Kebaya Nasional perlu disiapkan, mulai dari historinya hingga latar belakangnya. Silakan disusun untuk nanti suratnya disampaikan ke Presiden Joko Widodo," ujar Moeldoko dikutip dari siaran persnya, Jakarta, Jumat (13/11/2020).

Seperti diketahui, setiap tanggal 2 Oktober selalu diperingati sebagai Hari Batik Nasional. Hal ini ditetapkan langsung oleh The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).

Ke depannya Moeldoko pun berharap hal yang sama akan terjadi pada busana tradisional Indonesia, yakni kebaya. Yaitu mendapat pengakuan dari UNESCO. 

Berikut deretan pernyataan Moeldoko terkait usulan ditetapkannya Hari Kebaya Nasional: 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 5 halaman

Meminta Adanya Standar Kebaya

Meskipun mengaku siap mendukung penuh pengadaan Hari Kebaya Nasional, Moeldoko tetap meminta agar adanya standar dari kebaya.

Tujuannya agar kebaya itu dapat mencirikan bangsa Indonesia dan dapat mengikuti tren agar cocok dengan generasi milenial saat ini.

"Karena jenis kebaya Indonesia cukup banyak. Tapi intinya, kami siap mendukung penuh," ucap Moeldoko.

3 dari 5 halaman

Generasi Milenial Merupakan Kunci

Moeldoko juga menjelaskan bahwa generasi milenial merupakan kunci suksesnya kampanye kebaya tersebut. Karena merekalah yang nantinya meneruskan perjalanan bangsa ini.

Ia juga menekankan, adanya tantangan agar generasi milenial dapat melakukan kegiatan bersifat aktualisasi sangat di perlukan. Agar didalam hati mereka tumbuh rasa bangga ketika mengenakan kebaya.

4 dari 5 halaman

Berharap Adanya Pengakuan UNESCO

Selain itu, dirinya pun berharap agar kedepannya kebaya mendapatkan pengakuan dari Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNESCO. 

Diketahui, kebaya di Indonesia memiliki banyak jenis dan corak. Oleh karena itu, Moeldoko mengatakan perlu adanya penetapan salah satu jenis kebaya komprehensif tersebut.

5 dari 5 halaman

Kebaya Merupakan Ciri Khas Wanita Indonesia

Sementara itu, Rahmi Hidayati selaku Ketua Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI) menyatakan ingin lebih memperkenalkan kebaya kepada generasi milenial.

Menurutnya, dari dulu hingga sekarang yang ada dalam stigma masyarakat, bahwa kebaya hanya identik dengan kaum ibu. Namun nyatanya tidak demikian. 

Menurut Rahmi, kebaya merupakan ciri khas Wanita Indonesia dari berbagai kalangan umur dan golongan. Seperti halnya Moeldoko, dia pun berharap agar pemerintah dapat terlibat dalam kampanye kebaya dan segera mendeklarasikan Hari Kebaya Nasional.

"Seperti sari dari India, kimono dari Jepang. Jadi kalau orang lihat perempuan pakai kebaya, langsung menyebut dari Indonesia," tutur Rahmi.

 

(Fifiyanti Abdurahman)