Liputan6.com, Jakarta - Pencarian anakan ular king kobra di Perumahan Bekasi Timur Regency 5, Cluster Jasmine, Blok J RT 06 RW 08, Sumur Batu, Bantargebang, Kota Bekasi masih berlanjut. Petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) baru berhasil mengevakuasi 14 dari 21 anakan ular kobra yang menetas.
Pencarian dilakukan dengan menyisir sekitar rumah kosong yang diduga menjadi sarang kobra. Sejumlah warga sekitar juga turut membantu untuk lebih memaksimalkan pencarian ular berbisa tersebut.
"Dari hari Rabu sampai Minggu ini total ada 14 anakan yang dievakuasi. Anakan terakhir jatuh dari genteng. Masih sisa 7 anakan sama indukannya 1. (Indukan) satu udah ketangkap, kemungkinan itu betinanya, yang jantannya belum," kata Didi Nurhadi, warga yang rumahnya bersebelahan dengan lokasi penemuan ular kobra, saat dikonfirmasi Liputan6.com di lokasi, Minggu (15/11/2020).
Advertisement
Didi mengatakan, beberapa jam sebelum sarang king kobra ditemukan, rumahnya dan rumah warga lainnya sempat dimasuki anakan ular yang baru menetas.
"Jadi awalnya antara Rabu atau Kamis itu, sebelum (ular masuk) ke rumah saya, ke rumah tetangga yang sebelah kanan rumah kosong dulu. Itu ketemu siang-siang. Nah baru minta tolong sama warga," paparnya.
Selanjutnya warga bersama-sama mencari keberadaan ular lainnya dan berhasil menemukan sarang ular king kobra di dalam kamar mandi sebuah rumah kosong.
"Kita temuin dua dan sorenya ketemu lagi jadi tiga. Malamnya itu kita panggil damkar, terus bongkar sarangnya, ketemu indukannya satu sama anakannya tiga, berarti totalnya tujuh. Kalau telurnya itu ada 21, sudah netas semua," jelasnya.
Didi bersama warga lainnya masih merasa was-was lantaran belum semua anakan king kobra ditemukan. Beberapa warga, bahkan sampai menitipkan anak-anaknya ke rumah kerabat demi keselamatan.
"Pasti khawatir karena kemarin sempat masuk rumah saya. Warga diimbau harus lebih waspada dan hati-hati aja, terutama anak-anak dan ibu-ibu kalau suaminya lagi kerja," ujarnya.
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Antisipasi Kobra Masuk Rumah
Untuk mengantisipasi kemunculan ular kobra, Didi memaksimalkan berbagai upaya. Di antaranya dengan menutup lubang-lubang kecil di area rumah, menyemprotkan bau-bauan menyengat, seperti parfum dan kamper, serta meningkatkan kebersihan.
"Paling tidak kita pel rumah pagi sore sekalian kita lihat-lihat, takutnya namanya ular kita tidak tahu masuknya kapan ya," ucapnya.
Didi juga berharap ada upaya dari pemerintah setempat untuk menangani keberadaan ular berbisa yang mengancam keselamatan warga tersebut.
"Bantuan terutama untuk pawang ular, soalnya kalau warga yang panggil kan butuh uang juga," tandasnya.
Â
Advertisement