Sukses

Ubah Sampah Plastik Jadi BBM, Upaya Warga Desa Kedungrejo Ini Patut Dicontoh

Inovasi untuk mengolah sampah menjadi barang bermanfaat atau bernilai banyak dilakukan di berbagai daerah di Indonesia.

Liputan6.com, Banyuwangi Inovasi untuk mengolah sampah menjadi barang bermanfaat atau bernilai banyak dilakukan di berbagai daerah di Indonesia. Salah satunya dilakukan oleh  masyarakat di Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur (Jatim).

Sosok Nyoto Hariano adalah inisiator sekaligus penggeraknya. Ia dibantu warga lainnya yang punya pemikiran sama untuk mengolah sampah plastik menjadi lebih bermanfaat. Menariknya, sampah yang diolah ini menjadi bahan bakar minyak (BBM).

Di tempat pengolah sederhana dengan lebar 10 meter dan panjang 20 meter terpasang alat yang telah dirancang sedemikian rupa untuk mengolah semua jenis sampah plastik, baik sampah dari masyarakat maupun sampah yang dikumpulkan di TPS.

“Inspirasi lahir karena ingin membantu masyarakat dan menciptakan lingkungan yang bersih. Ide muncul sejak tahun 2006 dan baru direalisasikan tahun 2017,“ kata Nyoto ditemui di Bengkel Badan Pengelolaan Sampah-Go Sampah Sistem di Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Banyuwangi, Jumat (13/11).

2 dari 3 halaman

Sudah Produksi 5.000 Liter BBM

Nyoto menjelaskan sampah plastik masuk ke dalam tungku pembakaran kedap udara yang berfungsi sebagai reaktor yang dipanaskan menggunakan kayu bakar kemudian menghasilkan cairan berupa minyak mentah yang selanjutnya diproses menjadi BBM setara bensin, minyak tanah, dan solar dex.Residu yang dihasilkan juga aman dan hasil pembakaran di tungku bisa menjadi pupuk.

Menurut mantan tukang service elektronik ini, berkat kerja sama dan sinergitas desa bersama masyarakat saat ini pihaknya membeli sampah dari masyarakat maupun TPS untuk diolah menjadi lebih bermanfaat. Harganya pun bervariasi mulai dari Rp1.000, Rp1.500, hingga Rp2.000, artinya tergantung jenis dan kualitas sampahnya.

Mengolah sampah menjadi BBM sejak 2017 silam, lembaga swadaya masyarakat ini sudah memproduksi dan menjual sekitar 5.000 liter BBM dan dinikmati masyarakat. Berkat temuan dan terobosan ini, Nyoto bersama masyarakat di desanya berharap mendapat perhatian dari pemerintah di kabupaten, provinsi, hingga pemerintah pusat.

“Harapan saya kepada pemerintah membantu meringankan beban kita untuk memperoleh perizinan. Yang paling penting selama kita ada izin dan dilindungi, saya jamin bisa mengelola sampah di seluruh Indonesia. Setiap alat bisa kita buatkan dan digunakan untuk mengolah sampah menjadi bermanfaat seperti BBM. Langkah ini sebagai bentuk untuk melindungi lingkungan dari pencemaran sampah dan juga membantu masyarakat untuk memperoleh BBM yang dapat digunakan untuk nelayan dan lainnya,“ bebernya.

 

3 dari 3 halaman

Kemenko Marves Apresiasi Upaya Warga Desa Kedungrejo

Berbagai upaya yang dilakukan oleh masyarakat Desa Kedungrejo yang memanfaat sampah menjadi barang yang lebih bermanfaat mendapatkan apresiasi dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves).

Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marves melalui Asisten Deputi Pengelolaan Sampah dan Limbah, Rofi Alhanif mengaku senang dan terkesan dengan kemajuan pembersihan yang dilakukan masyarakat dan stakeholder terkait yang digagas oleh Badan Pengelolaan Sampah-Go Sampah Sistem (GO-PASS).

Rofi Alhanif mengatakan bahwa Kemenko Marves memberikan perhatian serius untuk terus mengkoordinasikan stakeholder dalam menemukan inovasi dan gagasan yang dapat mengatasi permasalahan sampah di Indonesia.Selain itu juga mendorong masyarakat untuk dapat mengolah sampah yang baik sejak dari rumah.

“Persoalan sampah bermula dari rumah kita, pola hidup kita, cara berpikir kita. Di dalam teori minimal ada 4R pengelolaan sampah yaitu: rethink, reduce, reuse, dan recycle,” kata Asisten Deputi (Asdep) Rofi saat kegiatan Clean Up di Pantai Sampangan, Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur, Sabtu, 14 November 2020.

 

(*)