Sukses

Satgas Sebut Penetapan Kandidat Vaksin Covid-19 Harus Lewat Pengawalan BPOM

Wiku menekankan, vaksin Covid-19 yang dipakai di Indonesia harus memiliki kajian berdasarkan studi ilmiah.

Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan penetapan kandidat vaksin virus corona harus melalui proses pengawalan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Dia menegaskan pemerintah cermat dan ketat memutuskan untuk bekerja sama dalam pengadaan vaksin Covid-19.

"Vaksin Covid-19 yang akan digunakan juga harus sesuai dengan karakteristik masyarakat Indonesia dan sesuai sarana pendukung lainnya seperti cold chain," kata Wiku dikutip dari siaran pers, Rabu (18/11/2020).

Kendati begitu, dia menuturkan bahwa pemerintah membuka diri untuk menerima kandidat vaksin manapun. Termasuk, vaksin Moderna yang telah melewati uji klinis tahap awal dan diklaim memiliki efektivitas lebih dari 90 persen.

Wiku menekankan, vaksin Covid-19 yang dipakai di Indonesia harus memiliki kajian berdasarkan studi ilmiah. Vaksin yang nantinya akan digunakan di Indonesia juga harus lolos uji klinis tahap 1, 2, dan 3 sehingga aman disuntikkan ke masyarakat.

"Serta memperoleh emergency use authorization (EUA) dari BPOM," ucap Wiku.

Seperti diketahui, terdapat banyak jenis vaksin corona yang sudah masuk uji klinis tahap III, salah satunya adalah vaksin Moderna asal Amerika. Vaksin ini merupakan yang paling cepat mencapai tahap uji klinis.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Belum Ada Kerja Sama

Vaksin Moderna berasal dari perusahaan farmasi asal Amerika Serikat yang bekerja sama dengan National Institute of Health untuk memproduksi ratusan juta dosis vaksin corona.

Namun, vaksin ini belum masuk ke Indonesia. Pasalnya, negara kita belum menjalin kerja sama dengan perusahaan Moderna.

Â