Sukses

Gaet Minat Baca, Perpustakaan Ditjen Ketenagalistrikan Gelar Bibliobattle

Perpustakaan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan menyelenggarakan Bibliobattle secara online melalui webinar pada hari Selasa, (17/11/2020).

Liputan6.com, Jakarta Perpustakaan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan menyelenggarakan Bibliobattle secara online melalui webinar pada hari Selasa, (17/11/2020). Kata Bibliobattle mungkin masih terdengar asing di Indonesia, maka dari itu Perpustakaan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan berusaha menarik minat baca dengan memperkenalkan permainan unik ini.

Bibliobattle merupakan sebuah permainan berasal dari Jepang yang melibatkan resensi buku. Sesuai namanya “battle”, dalam permainan ini mengandung unsur kompetisi. Orang yang menyampaikan resensi buku dalam Bibliobattle biasa disebut Bibliobattler atau Presenter Buku. 

Bibliobattler akan menyampaikan resensi sebuah buku yang telah ia pilih dengan durasi waktu untuk diadu dengan Bibliobattler lain di depan peserta.  Dalam presentasi penyampaian resensi tersebut, Bibliobattler berusaha menyampaikan dengan semenarik mungkin agar peserta bisa tertarik untuk melakukan voting dan nantinya memilih untuk membaca buku yang disampaikan oleh Bibliobattler. Peserta juga bisa berdiskusi melakukan tanya jawab dengan Bibliobattler untuk lebih mengetahui isi buku yang disampaikan.

Dalam Bibliobattle yang dilaksanakan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan ini, terdapat tiga orang Bibliobattler yang menyampaikan resensi buku secara online melalui webinar. Bibliobattler pertama adalah R. Andika Bayu Kurniawan yang menyampaikan resensi buku “Innovating Out Of Crisis: How Fujifilm Survived (and Thrived) As Its Core Business Was Vanishing”. Andika menceritakan tentang bagaimana Fujifilm sebagai salah satu perusahaan kamera besar di Jepang bertahan menghadapi pergantian era analog menjadi era digital.

Bibliobattler kedua adalah Anggita Miftah Hairani yang menyampaikan resensi buku “Cerita dari Sudut Istana”. Anggita menyampaikan bahwa buku tersebut menceritakan tentang detail bagaimana Istana Kepresidenan dalam menghadapi beberapa isu yang terjadi di masyarakat. Ia menyampaikan buku ini ditulis oleh Alois Wisnuhardana dan Jojo Raharjo yang merupakan Staf Ahli Madya bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Kantor Staf Presiden periode 2016-2019. “Buku ini menarik, selain karena ditulis oleh orang yang memang dekat dengan Istana, buku ini juga memberikan perspektif baru atas peristiwa yang terjadi,” kata Anggita.

Ahmad Anshari sebagai Bibliobattler ketiga menyampaikan resensi buku “Ten Reasons We’re Wrong About The World.. And Why Things Are Better Than You Think” yang menceritakan tentang bagaimana hal yang kita pikirkan tentang dunia itu tidak selamanya benar, terkadang hal yang kita pikirkan buruk kenyataannya lebih baik dari pikiran kita.

Kepala Bagian Hukum Winsisma Wansyah memberikan sambutan sekaligus membuka acara Bibliobattle ini. Winsisma menyampaikan acara bedah buku ini merupakan acara yang kedua kalinya diselenggarakan oleh Perpustakaan Ditjen Ketenagalistrikan. Sebelumnya telah terselenggara acara yang sama namun dalam bentuk seminar  dengan mengusung tema tentang program kendaraan listrik nasional. Pada kesempatan kali ini, Perpustakaan Ditjen Ketenagalistrikan menyelenggarakan acara bedah buku dalam bentuk Bibliobattle Series, yang artinya acara ini akan berkelanjutan kedepannya.

Winisisma juga menyampaikan bahwa manfaat Bibliobattle ini sendiri adalah meningkatkan literasi dan minat baca, berbagi pengetahuan dan juga mengasah keberanian dalam kemampuan Public Speaking. Winsisma juga mengajak para peserta untuk memanfaatkan koleksi yang ada di Perpustakaan Ditjen Ketenagalistrikan yang di masa pandemi ini dapat dilakukan secara online melalui internet dan media sosial. “Kami harapkan pula melalui acara ini dapat menggairahkan minat baca di kalangan masyarakat luas, khususnya di lingkungan Ditjen Ketenagalistrikan,” tutup Winsisma dalam sambutannya. 

 

(*)