Sukses

Sukses Tingkatkan Pertanian, Kementan Target Latih Seribu Petani Milenial di 2021

Dedi menegaskan jika salah satu kunci sukses peningkatan produktivitas pertanian Indonesia adalah hadirnya peran serta petani milenial.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) tengah fokus menggenjot pertumbuhan petani milenial. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menjelaskan, pertanian adalah sektor yang bisa menyangga kehidupan masyarakat di tengah pandemi Covid-19. Untuk itu, ia menarget melahirkan 2,5 juta petani milenial hingga lima tahun ke depan.

"Sektor pertanian penyangga kehidupan masyarakat. Saya mempersiapkan kurang lebih 2,5 juta petani milenial dalam lima tahun ke depan," katanya.

Bukan tanpa alasan hal itu disampaikan. Sebab, pertanian adalah sektor yang tahan terhadap segala kondisi dan situasi. 

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi memaparkan kunci sukses meroket tajam meski di masa pandemi. Sebagaimana diketahui, pertanian adalah sektor yang tetap tumbuh 16,24 persen meski di tengah pandemi Covid-19.

Paparan itu disampaikan Dedi saat mewakili Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pada talkshow yang diselenggarakan Satgas Covid-19 di Graha BNPB, Senin (23/11/2020).

Pada talkshow yang mengambil tema "Petani Milenial: Sukses di Masa Pandemi" itu Dedi menegaskan jika salah satu kunci sukses peningkatan produktivitas pertanian Indonesia adalah hadirnya peran serta petani milenial.

"Program petani milenial ini sudah dikerjakan sejak tahun lalu dan mendapat sambutan positif dari anak-anak muda. Target kita mencetak 2,5 juta petani milenial," terang Dedi. 

Dedi optimistis target itu bisa dicapai mengingat antusiasme yang begitu tinggi dari kalangan milenial terhadap sektor pertanian. Teknisnya, Dedi melanjutkan, jumlah 2,5 juta petani milenial itu akan diwujudkan secara bertahap.

"Setiap tahunnya target kita mencetak 500 ribu petani milenial. Tahun depan Insya Allah kita akan melantik seribu petani milenial, dari seluruh pelosok Tanah Air," ujarnya. 

Nantinya, petani milenial yang sudah dilantik tersebut diharapkan dapat menularkan semangat bertani kepada rekan-rekannya yang lain yang belum tergabung dalam Duta Petani Milenial/Duta Petani Andalan.

"Mereka harus melakukan resonansi, aktivasi teman-teman milenial di sekelilingnya untuk mau terjun ke sektor pertanian,' ulasnya.

Pertanian, kata Dedi, saat ini telah menjelma menjadi agro-sosio preneur yang artinya berwirasaha secara berkelompok.

"Kenapa harus milenial? Saat ini eranya teknologi 4.0. Milenial itu sangat adaptif terhadap inovasi teknologi. Ini juga dalam kerangka menyiapkan tongkat estafet pertanian kita di mana para petani saat ini dalam sepuluh tahun ke depan sudah memasuki usia tidak produktif lagi," terang dia.

Selain itu, Dedi menilai milenial memiliki daya inovasi yang sangat tinggi.

"Potensinya luar biasa dan ini yang harus kita arahkan untuk pertanian Indonesia yang jauh lebih besar lagi, lebih maju lagi, lebih modern lagi," tutur dia. 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Dunia Dalam Genggaman Milenial

Sementara itu, Ketua Umum Duta Petani Milenial/Duta Petani Andalan, Sandi Octa Susila mendukung penuh upaya Kementan dalam mencetak 2,5 juta petani milenial dalam kurun waktu lima tahun ke depan.

"Kita selaras dan support penuh program Kementerian Pertanian saat ini. Pak Menteri Pertanian sedang membuka ruang selebar-lebarnya kepada petani milenial karena apa, Beliau tahu dunia dalam genggaman petani milenial," katanya.

Ia pun memaparkan benefit yang bisa didapat dengan terjun ke dalam sektor pertanian. Selain berwirausaha, ada pula program pendampingan, kelembagaan, akses permodalan dan lainnya yang diberikan kepada petani milenial.

"Ini program yang konkret di mana pemerintah, media, pengusaha, akademisi dan lainnya bersinergi. Kami sebagai ujung tombak support habis. Jaringan yang kami miliki, usaha pribadi dan pasar boleh diakses mereka (petani milenial) untuk berkolaborasi," kata dia. 

Jatu Barmawati, petani milenial yang hadir pada talkshow tersebut menerangkan, tantangannya bagi petsni milenial adalah diri mereka sendiri.

"Kadang gengsi dan melihat sebelah mata karena dianggap tidak prospektif. Selama ini kita tidak pernah memanfaatkan peluang dengan baik. Padahal dalam pertanian, ketika kita menanam sesuatu, maka kita akan mendapatkan sesuatu. Yang harus dilakukan bagi milenial yang ingin bertani adalah mulai melangkah, action. Just do it," tegasnya.