Liputan6.com, Semarang Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memastikan, ada disparitas data antara Satgas Covid Nasional yang menyatakan angka kasus aktif Covid-19 capai 10.464. Ia menyebut, kasus aktif Covid-19 di Jateng hingga Selasa (24/11/2020) adalah 7.463 kasus.
“Makanya saya kaget, katanya kita paling tinggi. Kita belum sampai ke sana. Bayangkan, bedanya banyak sekali sampai 3.000 data. Kalau besok tiba-tiba dimasukkan dalam rilis angka 3.000 itu, pasti gedhe, pasti meningkat,” kata Ganjar usai rapat evaluasi Covid-19 di Kantor Pemprov Jateng, Selasa, (24/11)
Ganjar mengatakan, sangat dimungkinkan ada delay (keterlambatan) input data. Ia menyebut, dari pengecekan tanggal 1-10 November 2020, ada 809 data delay yang ditempelkan sebagai data tambahan. Bahkan, Ganjar juga menemukan ada 18 nama yang tes sejak bulan Juni, baru dimasukkan dalam rilis tersebut.
Advertisement
Oleh karenanya, ia berkomunikasi dengan pemerintah pusat, terkait disparitas data tersebut. Ganjar juga memerintahkan jajarannya untuk melakukan pembersihan (clearance) data dengan pemerintah pusat.
“Kita minta teman-teman untuk clearing data dengan pusat. Kalau ada data terlambat itu tidak apa-apa, tinggal ditambahkan. Iya, terpenting bisa ditambahkan atau dimasukkan agar publik atau masyarakat bisa tahu. Jadi itu karena delay, dan itu bukan data harian,” imbuhnya.
Peningkatkan Jumlah Tes PCR
Namun demikian, Ganjar tidak memungkiri adanya peningkatan kasus aktif Covid-19. Ia menyebut, tingginya angka positif corona, karena jumlah tes usap (Polymerase Chain Reaction) yang tinggi.
Ia menyebut, jumlah tes yang dilakukan sebanyak 1.416 orang per satu juta penduduk, per minggu. Jumlah ini menurutnya sudah melebihi target dari organisasi kesehatan dunia atau WHO (World Health Organization).
"Misalnya saya sebutkan, pada minggu ke-4 Oktober tes PCR Jateng 625/1 juta penduduk, naik menjadi 809/1 juta penduduk pada minggu 1 November dan sekarang mencapai 1.416/1 juta penduduk pada minggu ke-2 November. Meski kasus tinggi karena tes digencarkan, namun untuk tempat tidur, ICU masih aman. Beberapa rumah sakit juga melakukan penambahan," tegasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Prabowo membenarkan bahwa ada perbedaan data antara pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan pusat. Pihaknya mengatakan akan terus berkoordinasi untuk menyelesaikan persoalan itu.
Yulianto merinci, sebanyak 3.551 pasien terkonfirmasi covid-19 di Jawa Tengah dirawat di rumah sakit. Adapun 3.944 pasien menjalani isolasi mandiri.
Sementara itu, ketersediaan ICU untuk pasien covid-19 masih mencukupi. Dari 402 ruang ICU untuk pasien covid-19, yang terpakai 253 ruangan (62,9%). Adapun total ruang isolasi RS Covid-19 sebanyak 5.124 dan baru terpakai 3.889 (75,9%).
(*)
Advertisement