Sukses

5 Hal Terkait Fenomena Gerhana Bulan Penumbra yang Terjadi Sore Ini

Gerhana Bulan Penumbra terjadi ketika ada bagian piringan bulan purnama yang tidak tersinari penuh oleh matahari.

Liputan6.com, Jakarta - Fenomena alam Gerhana Bulan Penumbra terjadi pada hari ini, Senin (30/11/2020). Puncak fenomena alam ini terjadi sore pukul 16.44 WIB.

Gerhana Bulan Penumbra terjadi ketika ada bagian piringan bulan purnama yang tidak tersinari penuh oleh matahari.

Beberapa hari sebelumnya, yakni pada 27 November 2020, bulan berada di titik terjauhnya dari bumi. Itu berarti pasang-surut air laut bukan dalam situasi yang tertinggi.

"Saat puncak (gerhana Bulan), lautan di Indonesia sedang berada pada fase surut," ujar Peneliti astronomi dan astrofisika Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Rhorom Priyatikanto.

Durasi dari fase gerhana dimulai hingga berakhir adalah 4 jam 20 menit 59 detik.

Berikut 5 hal terkait fenomena Gerhana Bulan Penumbra yang terjadi sore hari ini dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 7 halaman

Kondisi Laut Surut

Pada hari ini, Senin (30/11/2020), Gerhana Bulan Penumbra terjadi. Gerhana Bulan Penumbra terjadi ketika ada bagian piringan Bulan purnama yang tidak tersinari penuh oleh matahari.

Kondisi itu disebabkan karena Bumi menghalangi sebagian cahaya Matahari tersebut. Akibatnya, 83 persen piringan bulan tampak "sedikit" lebih gelap.

Beberapa hari sebelumnya, yakni pada 27 November 2020, bulan berada di titik terjauhnya dari bumi. Itu berarti pasang-surut air laut bukan dalam situasi yang tertinggi.

"Saat puncak (gerhana Bulan), lautan di Indonesia sedang berada pada fase surut," ujar Peneliti astronomi dan astrofisika Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Rhorom Priyatikanto, seperti dilansir Antara.

 

3 dari 7 halaman

Dampak Gerhana Bulan

Menurut Rhorom, dampak dari fenomena Gerhana Bulan Penumbra pada akhir November 2020 tidak mengkhawatirkan bagi pelayaran. Namun, perlu diwaspadai kemungkinan adanya cuaca ekstrem.

"Tidak ada yang mengkhawatirkan pelayaran, kecuali bila ada peringatan gelombang tinggi karena cuaca ekstrem," kata Rhorom.

Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah memberikan informasi tentang potensi cuaca ekstrem sepekan ke depan di Indonesia yakni pada 21-27 November 2020.

Berdasarkan informasi di laman resminya, BMKG memprakirakan dalam periode sepekan ke depan potensi cuaca ekstrem dan hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang berpotensi terjadi di beberapa wilayah yakni Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu.

Selain itu Kepulauan Bangka Belitung, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Kalimantan Barat.

Kemudian Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua Barat, dan Papua.

 

4 dari 7 halaman

Jadi Gerhana Bulan Penumbra Kelima di 2020 Ini

Gerhana Bulan Penumbra kembali terjadi pada hari ini 30 November 2020. Namun selain gerhana kali ini, BMKG juga mencatat ada lima gerhana lain yang terjadi pada 2020.

Dikutip dari situs resmi BMKG, Senin (30/11/2020), total ada enam kali gerhana yang terjadi di 2020. Ada dua kali gerhana Matahari dan empat kali gerhana Bulan.

Untuk mengetahui peristiwa gerhana yang terjadi sepanjang tahun ini, berikut adalah daftar lengkapnya :

1. Gerhana Bulan Penumbra 11 Januari 2020 yang dapat diamati dari Indonesia

2. Gerhana Bulan Penumbra 6 Juni 2020 yang dapat diamati dari Indonesia

3. Gerhana Matahari Cincin 21 Juni 2020 yang dapat diamati dari Indonesia sebagai Gerhana Matahari Sebagian, kecual di sebagian besar Jawa dan sebagian kecil Sumatera bagian selatan

4. Gerhana Bulan Penumbra 5 Juli 2020 yang tidak dapat diamati dari Indonesia

5. Gerhana Bulan Penumbra 30 November 2020 yang dapat diamati dari wilayah Indonesia

6. Gerhana Matahari Total 14 Desember 2020 yang tidak dapat diamati dari Indonesia

 

5 dari 7 halaman

Durasi Gerhana 4 Jam dan Bisa Dilihat di Seluruh Indonesia

Gerhana Bulan Penumbra terjadi pada hari ini. Menurut Kepala Stasiun Geofisika BMKG Deli Serdang Teguh Rahayu, fenomena langit itu terjadi sebagai akibat dari posisi Bulan-Matahari-Bumi yang tidak persis sejajar.

Karena itu, kata Teguh, saat gerhana terjadi, bulan akan terlihat lebih redup atau penumbra dari saat purnama.

"Gerhana Bulan Penumbra itu dapat diamati di seluruh wilayah Indonesia," ujar Teguh.

Gerhana Bulan Penumbra akan dimulai pada pukul 14.32 WIB, puncak gerhana terjadi pada pukul 16.42 WIB, dan akan berakhir pada pukul 18.53 WIB. Durasi dari fase gerhana dimulai hingga berakhir adalah 4 jam 20 menit 59 detik.

 

6 dari 7 halaman

Bisa Dilihat Mata Telanjang

Menurut Teguh, pengamatan Gerhana Bulan Penumbra ini dapat dilakukan menggunakan teropong atau dengan mata telanjang.

"Adapun daerah yang dapat mengamati puncak gerhana ini hanya daerah Papua, sebagian besar Amerika Utara, dan Samudera Pasifik," tutup Teguh.

7 dari 7 halaman

Tata Cara Gerhana